Warga Palestina di Jalur Gaza menyuarakan skeptisisme bahwa hasil pemilihan presiden Amerika Serikat akan membawa perubahan bagi situasi mereka. Wilayah tersebut terus mengalami penderitaan akibat serangan Israel yang tak kunjung berhenti sejak 7 Oktober 2023.

Pada Rabu, sejumlah media internasional memberitakan kemenangan Donald Trump atas Kamala Harris. Trump merupakan representasi dari Partai Repubilk sementara Harris Partai Demokrat. Dua partai utama di Negeri Paman Sam tersebut memiliki pengaruh kuat atas nasib rakyat Palestina karena sering mempengaruhi kebijakan luar negeri Amerika di Timur Tengah.

Dilaporkan oleh Anadolu pada Rabu (5/11), banyak warga Palestina percaya bahwa siapapun yang menang, dukungan AS terhadap Israel akan tetap kokoh. Warga Palestina mengutarakan keputusasaan bahwa presiden AS yang baru akan mampu menghentikan kekerasan yang mereka sebut sebagai genosida Israel di Gaza, yang telah berlangsung lebih dari setahun.
 
Sejumlah warga antre untuk mendapatkan makanan di Kota Gaza, Senin (4/11/2024). Sebanyak 15 badan PBB, termasuk WHO, UN Children's Fund, dan sejumlah kelompok bantuan lainnya menyatakan seluruh penduduk Palestina di Gaza utara berada dalam risiko kematian yang sangat besar akibat penyakit, kelaparan, dan kekerasan. ANTARA FOTO/Xinhua/Mahmoud Zaki/tom.


Jurnalis lokal, Abdullah Mikdad, mengatakan kepada Anadolu bahwa warga Palestina tidak berharap adanya perubahan dalam sikap AS terhadap Israel, baik jika Gedung Putih dipimpin oleh Donald Trump atau Kamala Harris.

Baca juga: AS desak Israel perbaiki Gaza atau kehilangan bantuan militer
Baca juga: APT Rose Blackpink - Bruno Mars yang viral diboikot netizen. Karena pro-Israel?

"Yang kami butuhkan adalah presiden AS berikutnya datang dengan visi untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina serta bekerja serius menerapkan solusi dua negara," ungkap Mikdad.

Khalid Abu Wafa, warga Gaza lainnya, menambahkan bahwa tidak ada harapan perubahan signifikan, siapapun yang terpilih. "Kami lelah. Kami berharap serangan ini segera berakhir," ujarnya.
Ibrahim Abu Murassa, yang baru-baru ini mengungsi dari Gaza utara, menyampaikan harapan agar kebijakan AS ke depan dapat membantu mengurangi konflik. Ia menyebut bahwa kemenangan Trump bisa jadi mengarah pada pembatasan konflik tersebut.

Hingga kini, AS telah memberikan dukungan militer, intelijen, dan diplomatik kepada Israel, yang menurut pengamat Palestina dan internasional, membuat operasi Israel di Gaza sulit untuk dihentikan tanpa dukungan tersebut.
Amerika Serikat menentang upaya Israel untuk membuat warga sipil Palestina kelaparan dan menuntut agar Israel menangani krisis kemanusiaan yang mengerikan di Jalur Gaza, kata utusan Amerika untuk PBB pada Selasa (29/10/2024). /ANTARA/Anadolu/py


Baca juga: Norwegia ikut kecam Israel karena melarang UNRWA beroperasi
Baca juga: Hamas bersikeras gencatan senjata dulu sebelum berunding dengan Israel

Pemilu presiden AS diwarnai dengan persaingan antara mantan presiden Donald Trump dan kandidat dari Partai Demokrat, Kamala Harris. Sementara itu, Israel melanjutkan serangan besar-besaran di Gaza yang telah menelan korban jiwa hampir 43.400 orang dan menyebabkan daerah tersebut dalam kondisi krisis. Israel menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional terkait tindakannya di Gaza.

Baca juga: DK PBB gelar sidang darurat soal serangan Israel terhadap Iran
Baca juga: Parlemen Arab setujui pembentukan tim kasus genosida Israel di ICC
 

Korban Palestina tewas akibat serangan Israel melebihi 43.000 jiwa

 

Pewarta: Admin

Editor : Anom Prihantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024