London (ANTARA Bengkulu) - Memasuki paviliun Indonesia dalam penyelenggaraan event 10 tahunan Floriade, yang mengusung tema "Wonderful Islands" serasa memasuki Taman Mini Indonesia Indah.

Di pameran Holtikultura Floriade yang berlangsung sejak April hingga Oktober 2012 di Desa Venlo Belanda yang berbatasan dengan Jerman dan Brusel berbagai rumah adat menghiasai Paviliun Indonesia.

Beberapa rumah daerah seperti Joglo, rumah Betawi, rumah Toraja, Dayak, lumbung beras Bali dan bale bengong gazebo memenuhi pavilion Indonesia yang dirancang tim disain beranggotakan Hengki Heksanto, Basuki Triwidodo, M Sinbed, Hari Hartono dan Arif Munandar.

Selain itu juga terdapat miniatur candi Borobudur, gunungan dengan ukuran besar serta Kul kul Tower dan pintu gerbang Wringin Lawang serta Gupolo Stupa menyambut pengunjung dari berbagai negara di dunia.

Apalagi lokasi pavilion Indonesia sangat strategis berada diseberang panggung di amphitheatre, dan di dikelilingi dengan taman.

"Indonesia mendapat kehormatan untuk memilih lokasi yang diinginkan sebelum negara lainnya," ujar Direktur Proyek Floriade Stven Stimac kepada Antara London.

Memang tidak semua bangunan tradisional Indonesia terwakili dalam Floriade seperti yang terdapat di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang berada di Jakarta.

Paling tidak terdapat beberapa bangunan rumah tradisional Indonesia dari beberapa daerah terwakili, ujar salahs eorang tim disain Paviliun Indonesia Ir Hengki Heksanto, yang juga  Ketua Umum Ikatan Arsitektur Lansekap Indonesia (IALI).

Hal itu juga diakui Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar sulit untuk mengakomodasi seluruh daerah pada ajang Floriade.

"Memang belum semua rumah adat daerah yang terwakili," ujar Sapta Nirwandar yang juga menjabat Ketua Komite Floriade kepada ANTARA London,yang diundang meliput Floriade, pekan silam.

Kehadiran Sapta di Venlo dalam rangka memimpin rapat teknis dan menindaklanjuti penyelenggaraan Floriade bersama dengan 42 anggota dari berbagai negara peserta Floriade.

Usai rapat, Sapta mengajak peserta rapat komite Floriade berunjung ke pavilion Indonesia menikmati kekayaan budaya Indonesia dengan menampilkan tim kesenian termasuk kuliner.

Dikatakannya Indonesia sebagai negara besar dan sudah masuk dalam G20 harus bangga dengan kekayaan yang dimiliki dan juga prespektif budaya yang sangat bervariasi diakui oleh dunia.

Menurut  Sapta Nirwandar, Floriade merupakan event 10 tahunan yang unik kali ini bertemakan holtikultura yang dimanfaatkan Indonesia untuk mempromosikan tidak saja holtikultura tetapi juga budaya.

Seperti layaknya di Taman Mini Indonesia Indah yang juga menampilkan kesenian berupa tari tarian, begitupun di pavilion Indonesia Floriade.

Untuk memeriahkan Paviliun Indonesia Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pun mengundang kelompok Sangar tari Ayoub Zhikrah .

Para penari Vetty Ramasita, Ardhiah Daryanti dan Mina Meylina  si Putri Malam, serta pemain musik Armen Suwandi, Mukhlis Ansari dan Ayoub Asra Sykra menghibur undangan dengan menampilkan berbagai tari tarian seperti tari topeng dan Japin.

Para penari pun mengajak undangan menari bersama sama termasuk Stven Stimac, Project Director Floriade dan peserta dari berbagai negara lainnya.

Selama seminggu mengisi acara di pavilion Indonesia Floriade Sangar tari Ayoub Zhikrah menampilkan berbagai tari tarian, seperti Tari Kalenyek, Tari Kembang Topeng Betawi, Lenggan Betawi dan Tari Dayak, dan tari Pakkarena dari Sulawesi serta Tari Zarra Japin.

"Saya senang bisa menampilkan kesenian Indonesia di pameran holtikultura Floriade yang diadakan 10 tahun sekali," ujar Pimpinan Sangar Ayoub Zhikrah kepada ANTARA London.

Dikatakannya pada saat acara pembukaan Floriade April lalu mereka juga mendapat kehormatan mengisi acara yang dihadiri tamu kehormatan para Dubes dan pimpinan

Sementara Mina Meylina mengatakan bahwa sebagai penari bisa tampil mengisi acara di Floriade menjadi suatu kehormatan dan Mina Meylina pun senang mengajak undangan untuk menari bersama.

"Suatu prestise bagi penari bisa tampil di Floriade yang digelar se 10 tahun sekali dan memperkenalkan budaya bangsa yang beraneka ragam kemata dunia," ujar Mina Meylina.

    
                                      Batik dan Spa  
Selain itu juga digelar pameran kerajinan Indonesia dan demo membatik oleh Hendra Kuswara dari Yogjakarta dan spa dari Martha Tilaar yang diberikan Peni Fitrianingsih.    

Para pengunjung mendapat pelayanan spa selama beberapa menit yang dilakukan Peni, bahkan Dutabesar Israel untuk Belanda pun ikut merasakan Spa Indonesia yang mengunakan ramuan tradisional itu.

Dengan menampilkan berbagai obyek wisata Indonesia seperti replica Candi Borobudur dan rumah adat dari berbagai daerah Indonesia berupaya menarik wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Floriade.

Seperti pasangan dari Jerman yang khusus datang ke paviliun Indonesia untuk menyaksikan keaneragaman rumah adat dan juga kesenian yang ditampilkan.

Lain lagi dengan Suster Thecla MASF yang pernah mengabdi di pedalaman Kalimantan sebagai missionaris : "Saya kangen dengan kehidupan di pedesaan. Saya pernah bertugas di pedalaman pada tahun 1965".

Suster Thecla yang saat ini menetap di kota kecil di Belanda yang datang bersama rombongan satu bus untuk menyaksikan paviliun Indonesia.

Belanda merupakan salah satu tujuan utama wisata dunia dan berbagai event budaya, pameran dan konvensi Internasional berskala besar banyak diselenggarakan di Belanda.

Selain itu bandara Schiphol merupakan salah satu dari bandara di Eropa yang menjadi pintu masuk utama ke seluruh wilayah Eropa, meraih urutan ke-empat untuk jumlah penumpang sebesar 42.541.000 orang pertahun

Apalagi dengan adanya penerbangan langsung Jakarta-Amsterdam membuka peluang untuk meningkatkan kunjungan wisatawan dari Eropa khususnya Belanda.

Eventyang diadakan setiap 10 tahun sekali ini keikutsertaan Indonesia adalah untuk yang ketiga kalinya yaitu Floriade tahun 1992 di Zoetermeer, Rotterdam tahun 2002 di Harlemmermeer, Amsterdam.

Kali ketiganya Indonesia ikut dalam Floriade, ujar Sulfani Masfar yang menjabat sebagai Internasional relation pavilion Indonesia di Floriade.

Pada Floriade tahun 2002, pavilion Indonesia berhasil meraih penghargaan sebagai pavilion terbaik dari pavilion peserta dari berbagai negara lainnya.

Sementara Floriade sendiri telah berlangsung sejak tahun 1964 yang diadakan di Euromaas, Rotterdam, 1972 Amsterdam Park, 1982 Gasper Plazt, Belmeermeer, 1992 Zoetermeer , Rotterdam, 2002 Harlemmermeer, Amsterdam dan 2012 Venlo, Limburg. (ANT)  

Pewarta: Zeynita Gibbons

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012