Bengkulu (Antara) - Kerusakan hutan lindung Bukit Sanggul di wilayah Kabupaten Seluma, Bengkulu, mencapai 11 ribu hektare yang sebagian besar dirambah menjadi perkebunan oleh warga.

"Perambahan semakin meluas mencapai 11 ribu hektare yang menjadi kebun kopi dan sawit," kata Koordinator Program Yayasan Genesis Bengkulu Supintri Yohar di Bengkulu, Rabu.

Supin mengatakan luasan kawasan hutan yang dirambah tersebut terpantau dari citra satelit yang dirilis pada 2015.

Kawasan lindung Bukit Sanggul, kata Supintri, merupakan hulu sejumlah sungai besar yang mengalir ke wilayah Seluma.

Salah satu sungai yang berhulu di kawasan itu, yakni Sungai Sindur yang belum lama ini meluap akibat intensitas hujan yang tinggi.

"Luapan Sungai Sindur semakin parah karena hulu sudah terbuka oleh perambahan," ucapnya.

Selain hutan lindung Bukit Sanggul, salah satu kawasan konservasi yang berada di daerah aliran sungai (DAS) Sindur adalah kawasan Taman Buru Semidang Bukit Kabu.

Dari seluas 9.207 hektare kawasan Taman Buru Semidang Bukit Kabu, seluas 5.400 hektare sudah dirambah menjadi areal kebun masyarakat.

"Kawasan Bukit Sanggul yang terbuka itu juga berada di wilayah DAS Sungai Sindur sehingga ke depan bila tidak ada perbaikan di wilayah daerah tangkapan air akan memperparah banjir Seluma," kata dia.

Dua pekan sebelumnya, luapan Sungai Sindur membuat ratusan rumah di sembilan desa di tiga kecamatan di Kabupaten Seluma terendam banjir.

Satu dari sembilan desa tersebut, yakni Desa Lawang Agung di Kecamatan Air Priukan menjadi langganan banjir setiap hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi mengguyur wilayah itu.

"Perlu rehabilitasi kawasan daerah tangkapan air sehingga sedimentasi bisa diatasi dan debit air yang masuk ke dalam sungai bisa dikurangi," katanya. ***4***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016