Rejanglebong (Antara) - Seorang pejabat Dinas Kesehatan Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu menyatakan daerah itu sejak beberapa tahun belakangan sudah terbebas dari panyakit hepatitis.
Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P3PL) Dinas Kesehatan Rejanglebong, Nunung Trimulyanti dalam acara sosialisasi dan advokasi pengendalian hepatitis di Kabupaten Rejanglebong yang digelar di Wisma Kaba Rejanglebong, Sabtu mengatakan terbebasnya daerah itu dari penyakit hepatitis dapat dilihat dengan tidak adanya warga yang terserang penyakit tersebut.
"Meskipun berdasarkan data tidak ada masyarakat yang terkena hepatitis bukan berarti Rejanglebong bebas penyakit hepatitis tetapi bisa saja belum ada laporan yang masuk dan kita berharap ini memang tidak ada," katanya.
Kegiatan sosialisasi dan advokasi pengendalian hepatitis di wilayah itu, kata dia, diharapkan nantinya semua pihak bukan hanya peserta sosialisasi dapat meneruskan informasi yang mereka terima dalam kegiatan itu kepada warga dilingkungan masing-masing.
Selain itu kalangan warga yang mengetahui ada penderita hepatitis agar segera melaporkannya ke petugas kesehatan terdekat sehingga bisa langsung ditangani.
Sementara Pelaksana Tugas (Plt) Sekda Rejanglebong Zulkarnain dalam sambutannya menjelaskan penyakit hepatitis mulai dari A hingga E adalah penyakit infeksi akut atau kronis yang menyebabkan masalah kesehatan pada masyarakat di negara berkembang termasuk Indonesia.
Untuk penyakit hepatitis A dan E sering muncul sebagai kejadian luar biasa, akut dan dapat disembuhkan. Sedangkan B dan C dapat bersifat akut dan kronis.
Untuk penyakit yang sifatnya kronis dapat menyebabkan kerusakan hati lalu menjadi kanker hati.
Rata-rata prevalensi hepatitis di Provinsi Bengkulu, kata dia, pada 2013 lalu sebesar 0,9 persen. Dengan sebaran lima wilayah yang memiliki prevalensi tertinggi meliputi Kabupaten Bengkulu Selatan sebesar 3,1 persen, kemudian Seluma sebesar 1,5 persen. Selanjutnya Kaur sebesar 1,2 persen, Bengkulu Utara sebesar 0,8 persen dan Kota Bengkulu sebesar 0,7 persen.
"Jenis penyakit hepatitis yang banyak di derita masyarakat Provinsi Bengku adalah hepatitis B sebesar 19,2 persen, hepatitis A sebesar 8,5 persen dan hepatitis C sebesar 4,5 persen," ujarnya.***4***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016
Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P3PL) Dinas Kesehatan Rejanglebong, Nunung Trimulyanti dalam acara sosialisasi dan advokasi pengendalian hepatitis di Kabupaten Rejanglebong yang digelar di Wisma Kaba Rejanglebong, Sabtu mengatakan terbebasnya daerah itu dari penyakit hepatitis dapat dilihat dengan tidak adanya warga yang terserang penyakit tersebut.
"Meskipun berdasarkan data tidak ada masyarakat yang terkena hepatitis bukan berarti Rejanglebong bebas penyakit hepatitis tetapi bisa saja belum ada laporan yang masuk dan kita berharap ini memang tidak ada," katanya.
Kegiatan sosialisasi dan advokasi pengendalian hepatitis di wilayah itu, kata dia, diharapkan nantinya semua pihak bukan hanya peserta sosialisasi dapat meneruskan informasi yang mereka terima dalam kegiatan itu kepada warga dilingkungan masing-masing.
Selain itu kalangan warga yang mengetahui ada penderita hepatitis agar segera melaporkannya ke petugas kesehatan terdekat sehingga bisa langsung ditangani.
Sementara Pelaksana Tugas (Plt) Sekda Rejanglebong Zulkarnain dalam sambutannya menjelaskan penyakit hepatitis mulai dari A hingga E adalah penyakit infeksi akut atau kronis yang menyebabkan masalah kesehatan pada masyarakat di negara berkembang termasuk Indonesia.
Untuk penyakit hepatitis A dan E sering muncul sebagai kejadian luar biasa, akut dan dapat disembuhkan. Sedangkan B dan C dapat bersifat akut dan kronis.
Untuk penyakit yang sifatnya kronis dapat menyebabkan kerusakan hati lalu menjadi kanker hati.
Rata-rata prevalensi hepatitis di Provinsi Bengkulu, kata dia, pada 2013 lalu sebesar 0,9 persen. Dengan sebaran lima wilayah yang memiliki prevalensi tertinggi meliputi Kabupaten Bengkulu Selatan sebesar 3,1 persen, kemudian Seluma sebesar 1,5 persen. Selanjutnya Kaur sebesar 1,2 persen, Bengkulu Utara sebesar 0,8 persen dan Kota Bengkulu sebesar 0,7 persen.
"Jenis penyakit hepatitis yang banyak di derita masyarakat Provinsi Bengku adalah hepatitis B sebesar 19,2 persen, hepatitis A sebesar 8,5 persen dan hepatitis C sebesar 4,5 persen," ujarnya.***4***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016