Jambi (ANTARA Bengkulu)- Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat pada tahun 2012 akan kembali memprogramkan penelitian dan pemetaan keberadaan Harimau Sumatera setelah sebelumnya pada tahun 2004 hingga 2009.
"Benar pada tahun ini, kita akan kembali programkan penelitian dan pemetaan keberadaan Harimau Sumatera di seluruh kawasan TNKS, untuk mengetahui kondisi terakhir populasi fauna itu dan habitatnya," kata Kepala Program Pelestarian Harimau Sumatera TNKS, Risdiyanto, di Jambi, Rabu.
Dikatakan dia, program yang akan melibatkan TNKS, Pelestarian Harimau Sumatera (PHS), Flora Fauna Indonesia (FFI), masyarakat dan mahasiswa, tersebut dianggarkan akan menelan biaya hingga sebesar Rp120 juta.
"Disiapkan dana hingga Rp120 juta untuk program ini, masih ada dana tambahan sebesar Rp90 juta dari FFI," ujarnya.
Dikatakan Risdi, selain melihat keberadaan harimau nantinya tim akan memetakan kawasan mana saja yang dianggap penting dalam pelestarian Harimau Sumatera tersebut.
"Kita juga akan melihat wilayah-wilayah mana saja yang sering dimasuki oleh pemburu, sehingga bisa dilakukan penegakan hukum dengan mudah," kata Risdi.
Kegiatan tersebut, tambah dia adalah merupakan program lanjutan dan program serupa yang pernah dilakukan yakni dalam rentang tahun 2004 hingga 2009.
"Dilaporkan petugas kita di lapangan, Iding, nantinya lokasi-lokasi Harimau Sumatera yang berhasil dipantau melalui kamera Trap, akan dibagi dalam lima sample lokasi, yakni Sumbar, dua lokasi di Jambi, ditambah dengan Bengkulu. Mudah-mudahan hasilnya nanti bisa dijadikan data untuk mengatasi kepunahan harimau tersebut," terang Risdi.
Program tersebut, tambah dia, nantinya akan melibatkan 14 personel, yang terdiri dari enam orang dari TNKS, empat personel dari FFI, dan empat orang lagi dari kalangan masyarakat.
Berbeda dari program serupa sebelumnya, TNKS juga membuka kesempatan kepada mahasiswa untuk ikut bergabung, terutama yang akan melakukan penelitian.
"Kalau memang ada mahasiswa yang berminat, silakan saja hubungi pihak TNKS, karena di negara lain hampir semua instansi ikut dalam penyelamatan harimau, baik pendidikan, kehutanan, LSM, maupun lembaga penelitian. Karena itu kita juga ingin melakukan hal serupa sehingga tanggung jawab pelestarian harimau tidak lagi semata dibebankan pada Kementerian Kehutanan seperti biasanya," ungkap Risdi. (ANT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
"Benar pada tahun ini, kita akan kembali programkan penelitian dan pemetaan keberadaan Harimau Sumatera di seluruh kawasan TNKS, untuk mengetahui kondisi terakhir populasi fauna itu dan habitatnya," kata Kepala Program Pelestarian Harimau Sumatera TNKS, Risdiyanto, di Jambi, Rabu.
Dikatakan dia, program yang akan melibatkan TNKS, Pelestarian Harimau Sumatera (PHS), Flora Fauna Indonesia (FFI), masyarakat dan mahasiswa, tersebut dianggarkan akan menelan biaya hingga sebesar Rp120 juta.
"Disiapkan dana hingga Rp120 juta untuk program ini, masih ada dana tambahan sebesar Rp90 juta dari FFI," ujarnya.
Dikatakan Risdi, selain melihat keberadaan harimau nantinya tim akan memetakan kawasan mana saja yang dianggap penting dalam pelestarian Harimau Sumatera tersebut.
"Kita juga akan melihat wilayah-wilayah mana saja yang sering dimasuki oleh pemburu, sehingga bisa dilakukan penegakan hukum dengan mudah," kata Risdi.
Kegiatan tersebut, tambah dia adalah merupakan program lanjutan dan program serupa yang pernah dilakukan yakni dalam rentang tahun 2004 hingga 2009.
"Dilaporkan petugas kita di lapangan, Iding, nantinya lokasi-lokasi Harimau Sumatera yang berhasil dipantau melalui kamera Trap, akan dibagi dalam lima sample lokasi, yakni Sumbar, dua lokasi di Jambi, ditambah dengan Bengkulu. Mudah-mudahan hasilnya nanti bisa dijadikan data untuk mengatasi kepunahan harimau tersebut," terang Risdi.
Program tersebut, tambah dia, nantinya akan melibatkan 14 personel, yang terdiri dari enam orang dari TNKS, empat personel dari FFI, dan empat orang lagi dari kalangan masyarakat.
Berbeda dari program serupa sebelumnya, TNKS juga membuka kesempatan kepada mahasiswa untuk ikut bergabung, terutama yang akan melakukan penelitian.
"Kalau memang ada mahasiswa yang berminat, silakan saja hubungi pihak TNKS, karena di negara lain hampir semua instansi ikut dalam penyelamatan harimau, baik pendidikan, kehutanan, LSM, maupun lembaga penelitian. Karena itu kita juga ingin melakukan hal serupa sehingga tanggung jawab pelestarian harimau tidak lagi semata dibebankan pada Kementerian Kehutanan seperti biasanya," ungkap Risdi. (ANT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012