Bengkulu (Antara) - Keluarga korban terluka tembak saat unjuk rasa menolak pertambangan di Desa Susup, Kabupaten Bengkulu Tengah, Bengkulu mempertanyakan janji Bupati Fery Ramli untuk membiayai seluruh pengobatan warga di Rumah Sakit M Yunus, Kota Bengkulu.

"Bupati berjanji melunasi biaya berobat untuk korban tertembak yang dirawat di RSUD M Yunus tapi sampai hari ini tidak ada," kata Hendra, anggota keluarga korban terluka tembak di Bengkulu, Jumat.

Ia mengatakan empat orang warga yang terluka tembak dan harus menjalani perawatan di RSUD M Yunus membayar sendiri biaya pengobatannya.

Tiga dari empat orang warga yang dirawat di RSUD tersebut sudah pulang ke rumah masing-masing, sedangkan seorang korban yang sempat kritis atas nama Marta Dinata masih menjalani perawatan.

"Semua korban yang sudah meninggalkan rumah sakit membayar sendiri biaya pengobatannya, jadi tidak benar kalau Bupati yang menanggulangi biaya berobat," kata dia.

Termasuk Marta Dinata yang sudah dipindahkan dari ruang ICU ke ruang perawatan mengandalkan kartu BPJS untuk mendapatkan layanan pengobatan di RSUD itu.

Sebelumnya Bupati Bengkulu Tengah, Fery Ramli mengatakan akan menanggulangi biaya berobat seluruh korban tembak saat unjuk rasa warga di kamp perusahaan PT Cipta Buana Seraya pada Sabtu (11/6).

"Semua korban yang menjalani perawatan di rumah sakit akan ditanggulangi pemerintah daerah Bengkulu Tengah," kata Fery saat meninjau kamp PT Cipta Buana Seraya sekaligus lokasi bentrok antara warga dengan aparat kepolisian pada Minggu (12/6) atau sehari setelah bentrok.

Bentrok aparat dengan warga di wilayah itu terjadi akibat desakan ratusan warga yang mencoba masuk ke lokasi kamp perusahaan untuk mendesak penutupan aktivitas tambang batu bara dengan sistem bawah tanah (underground) itu.

Pengunjukrasa yang berasal dari 11 desa di Kecamatan Merigi Sakti dan Kecamatan Merigi Kelindang menolak penambangan batu bara di wilayah itu karena khawatir lahan dan permukiman mereka ambles akibat pengerukan batu bara di bawah tanah.

Upaya warga memasuki kamp perusahaan dihadang oleh aparat kepolisian sehingga bentrok antara pengunjukrasa dan polisi tak terelakkan.

Akibat bentrok tersebut, dari catatan masyarakat sebanyak sembilan orang warga sipil luka tembak dan seorang anggota polisi luka terkena benda tajam.***4***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016