Bengkulu (Antara) - Pisang kepok yang dikembangkan petani di Pulau Enggano, Provinsi Bengkulu mulai diekspor ke Malaysia untuk dijadikan tepung pisang dan berbagai makanan olahan.

"Kami mulai mengirim pisang asal Enggano ke beberapa kota di Malaysia tapi masih dalam bentuk bahan mentah," kata Agus Budiarto, pengekspor pisang asal pulau terluar tersebut di Bengkulu, Kamis.

Saat memantau bongkar dan muat pisang kepok di kapal feri Pulo Tello yang baru tiba di Pelabuhan Pulau Baai, Agu mengatakan pisang kepok asal Enggano memiliki kualitas terbaik dibandingkan pisang asal wilayah lainnya di Bengkulu.

Setiap pekan kata dia, bisa mengeluarkan sebanyak 290 ton pisang kepok dari Pulau Enggano untuk dipasok ke berbagai kota di Indonesia, termasuk untuk ekspor ke negara tetangga tersebut.

Agus mengatakan pisang dari petani di pulau tersebut dibeli seharga Rp50 ribu per tandan dengan rata-rata pasokan mencapai 1.000 ton per bulan.

Selain dikirim ke Malaysia, pihaknya juga mulai mengolah pisang kepok menjadi berbagai makanan ringan seperti keripik dan dikirim ke berbagai kota di Pulau Jawa.

Persoalannya adalah pengangkutan pisang dari Enggano ini sangat bergantung pada jadwal kapal feri yang melayani pelayaran dua kali dalam seminggu, ujarnya.

Bila cuaca buruk kata dia, pengangkutan pisang yang saat ini menjadi komoditas andalan di Pulau Enggano itu sering terkendala. Sebab, transportasi kapal feri Pulo Tello sangat bergantung pada kondisi cuaca.

Menurutnya, petani kerap kali sudah memanen buah dari kebun dan dibawa ke Pelabuhan Kahyapu. Namun, bila cuaca buruk dan kapal tidak berlayar maka pisang yang sudah dipanen tersebut sering dibiarkan membusuk.

Kejadian seperti ini biasanya terjadi kalau jaringan telekomunikasi di Enggano mengalami gangguan, jadi kami tidak bisa menanyakan apakah kapal berangkat atau tidak, katanya.

Selain kapal feri, transportasi ke pulau berpenghuni lebih 2.800 jiwa itu juga dilayari kapal perintis yang dioperasikan PT Pelni dengan jadwal pelayaran setiap 10 hari.***3***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016