Badan Amil Zakat Nasional Republik Indonesia (Baznas RI) menargetkan pengumpulan zakat, infak, dan sedekah (ZIS) hingga akhir 2024 bisa mencapai Rp41 triliun yang berasal dari Baznas wilayah dan lembaga amil zakat (LAZ).
Ketua Baznas RI Noor Achmad mengatakan saat ini Baznas baru mengumpulkan sekitar Rp30 triliun. Angka tersebut diprediksi akan terus bertambah mengingat Baznas masih menunggu laporan dari pengelola zakat wilayah dan LAZ.
"Pengumpulan secara nasional itu dari seluruh daerah hingga kini Rp30 triliun. Target kami Rp41 triliun, tapi baru lapor ke kami Rp31 triliun, dan sampai sekarang laporan masih berjalan. Mungkin awal tahun 2025 sudah terkumpul semua laporannya," ujar Noor Achmad di Bandung, Rabu.
Ia mengatakan untuk Baznas RI sendiri hingga kini berhasil mengumpulkan zakat sebesar Rp1 triliun lebih dengan target Rp1,2 triliun. Sama seperti skala nasional, target tersebut bisa terealisasikan hingga akhir 2024.
Sementara itu, kata dia, penyaluran zakat paling besar yaitu untuk mengentaskan masyarakat miskin sebesar 40 persen dari total pencapaian lewat berbagai program pemberdayaan.
Sedangkan sektor lainnya termasuk kesehatan menjadi salah satu prioritas Baznas sesuai dengan program Astacita Presiden Prabowo Subianto untuk menekan angka stunting di Indonesia.
"Ini jadi program bersama, kolaborasi. Kita tahu bahwa infak dan sedekah itu inklusi biasa digunakan untuk siapa saja di Indonesia," katanya.
Ia mengaku tingkat kesadaran masyarakat Indonesia untuk berzakat sangat tinggi. Bahkan setiap tahunnya minat masyarakat berzakat meningkat hingga 30 persen.
"Rata-rata 30 peningkatannya setiap tahun. Papua itu malah 60 persen kemarin-kemarin saya datang ke sana," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024