Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mengatakan, penanganan erosi di dua daerah aliran sungai (DAS) Selagan dan Manjuto yang mengancam pemukiman penduduk membutuhkan anggaran puluhan miliar rupiah.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Mukomuko Apriansyah saat dihubungi dari Mukomuko, Minggu, mengatakan, Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) VII sudah menganggarkan ke kementerian, tetapi sepertinya belum sampai penanganan segera.
"Kami koordinasi terus ke BWSS dan penanganan tanggul itu tidak cukup darurat sehingga anggaran penanganan erosi di Sungai Manjuto di Desa Lubuk Gedang mencapai puluhan miliar rupiah dan di Pondok Batu juga puluhan miliar rupiah," katanya.
Dia menjelaskan, anggaran yang dibutuhkan oleh pemerintah untuk penanganan erosi sungai di setiap lokasi atau titik daerah itu cukup besar karena panjangnya bantaran sungai yang ditangani.
Untuk itu, ia mengatakan, pihaknya akan terus memantau dan mudah-mudahan ada kemajuan sehingga erosi sungai di daerah ini cepat ditangani.
Kepala Desa Pondok Batu, Kecamatan Kota Mukomuko Joni Susandra saat dihubungi dari Mukomuko, mengatakan belum mendapat informasi terkait realisasi pembangunan tanggul pengaman Sungai Selagan yang rusak akibat erosi sungai.
"Belum ada informasi terkait pembangunan tanggul dan jembatan sepanjang jalan provinsi ini, masyarakat berharap tahun ini ada realisasi pembangunannya," ujarnya.
Dia mengatakan, tanggul pengaman Sungai Selagan yang jebol akibat banjir berpengaruh terhadap jalan provinsi dan permukiman penduduk di wilayah tersebut.
Dia menambahkan, kalau sempat erosi Sungai Selagan semakin melebar ke jalan, maka otomatis aktivitas warga terganggu.
"Saat ini jarak antara Sungai Selagan dengan tepi jalan provinsi tinggal sekitar dua meter lagi, dan kalau tidak cepat ditangani maka jalan provinsi bisa putus," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2025