Bengkulu (Antara) - Badan Urusan Logistik Divre Provinsi Bengkulu menyebutkan realisasi beras untuk keluarga sejahtera (rastra) selama Agustus 2016 mencapai 89,9 persen.

Kepala Bulog Divre Provinsi Bengkulu Imran Rasydy Abdullah di Bengkulu, Jumat, mengatakan bahwa distribusi rastra di Bengkulu berada sedikit di atas rata-rata persentase realisasi nasional sebesar 88 persen.

"Cukup baik penyaluran pada bulan Agustus ini, tidak jauh berbeda dengan distribusi bulan-bulan sebelumnya. Akan tetapi, kami tetap meminta kabupaten dan kota agar segera mengambil seluruh kuota rastra per bulan," katanya.

Realisasi tertinggi, kata dia, Kabupaten Bengkulu Utara sebesar 98,5 persen, berikutnya Bengkulu Tengah 96,3 persen, Kaur 96 persen, Kota Bengkulu 94,3 persen, dan Kabupaten Mukomuko 93 persen.

"Untuk lima kabupaten lainnya, angkanya masih di bawah 85 persen," katanya lagi.

Realisasi terendah, kata Imran, yakni Kabupaten Kepahiang, daerah yang berjarak sekitar 60 kilometer dari Ibu Kota Provinsi Bengkulu itu baru menyerap 74 persen dari rastra yang dianggarkan pada bulan Agustus 2016.

"Kalau distribusi, saya rasa tidak ada kendala karena didistribusikan dari Subdivre Bulog yang berada di Kabupaten Rejang Lebong. Daerah itu hanya belasan kilometer dari gudang kami," katanya.

Imran mengimbau pemerintah daerah mengambil kuota rastra sebab hal tersebut cukup bermanfaat untuk memberikan stimulus perekonomian bagi masyarakat menengah ke bawah.

"Beban untuk membeli beras menjadi berkurang sehingga mereka bisa memenuhi kebutuhan keluarga untuk pangan dan kebutuhan lainnya," ucapnya.

Selain itu, distribusi rastra kepada penerima juga memberikan dampak positif pada perekonomian. Hal itu bisa dilihat dari sisi inflasi daerah.

"Beras merupakan salah satu penyumbang terbesar inflasi. Ketika masyarakat menerima rastra, artinya mengurangi beban permintaan beras di daerah. Dampak baiknya pada sisi inflasi yang tidak terlalu tinggi," ujarnya.***3***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016