Bengkulu (Antara) - Perwakilan warga Kelurahan Teluk Sepang, Kota Bengkulu menyampaikan kekhawatiran mereka terhadap dampak negatif pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara yang akan merusak terumbu karang di wilayah perairan Samudera Ujung.

"Pembuangan limbah pembangkit ke laut akan merusak terumbu karang, lalu kami nelayan kecil dapat apa lagi," kata Syaiful Anwar, tokoh masyarakat Kelurahan Teluk Sepang di Bengkulu, Jumat.

Syaiful menyampaikan hal itu saat berdialog dengan Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Bengkulu serta Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Bengkulu terkait rencana pembangunan PLTU batu bara di wilayah Teluk Sepang, Kota Bengkulu.

Selain mengkhawatirkan limbah buangan ke laut, warga juga cemas dengan polusi udara, sebab jarak permukiman dengan rencana lokasi pembangkit hanya berjarak sekitar satu kilometer.

"Kalau pemerintah tetap `ngotot` membangun PLTU di lokasi itu maka kami minta carikan permukiman baru bagi warga Teluk Sepang," ucapnya.

Syaiful menambahkan, saat musim angin barat yang terjadi selama enam bulan dalam setahun, debu dan asap bakaran batu bara akan menimpa permukiman warga setempat.

Warga lainnya, Lovi Antoni yang juga Ketua RW 04 Kelurahan Teluk Sepang menambahkan masyarakat Kelurahan Teluk Sepang merupakan peserta translokasi pada 1987 akibat abrasi dari Kelurahan Malabero.

Saat ini, kata dia, ada lebih 3.000 jiwa warga yang akan merasakan dampak negatif, terutama buangan debu dan asap pembakaran batu bara.

Pembangunan PLTU batu bara oleh PT Tenaga Listrik Bengkulu berkapasitas 2 x 100 Megawatt (MW) di Kelurahan Teluk Sepang direncanakan oleh investor asal Tiongkok.

Pembangkit tersebut membutuhkan 1 juta ton batu bara per tahun dengan rencana produksi pada 2020.

Namun, pembangunan pembangkit ini mendapat penolakan dari warga Teluk Sepang dengan pertimbangan dampak negatif, terutama pencemaran laut dan udara.

Kepala Dinas ESDM Provinsi Bengkulu, Hermansyah Burhan mengatakan pembangunan pembangkit di Teluk Sepang merupakan salah satu upaya pemenuhan energi listrik Bengkulu.

"Daerah kita butuh pembangunan transmisi dan pembangunan pembangkit baru untuk menghindari krisis listrik pada 2018," kata dia.***1***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016