Rejanglebong (Antara) - Badan Lingkungan Hidup Kebersihan Pertamanan Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, merencanakan pembangunan sanitasi mandi, cuci, kakus (MCK) di kawasan pemukiman padat menggunakan sistem sedot.

Menurut keterangan Pelaksana harian (Plh) Kepala BLHKP Rejanglebong, Darmansyah di Rejanglebong, Rabu, program pembangunan sanitasi MCK layak dengan sistem sedot ini direncanakan dilaksanakan pada tahun depan.

Program pembangunan sanitasi MCK sistem sedot di kawasan pemukiman padat di daerah itu, kata dia, merupakan bagian dari penanganan pemukiman kumuh melalui program (100-0-100) 100 persen akses air minum, 0 persen luas kawasan kumuh perkotaan dan 100 persen akses sanitasi yang berasal dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

"Rencana ini merupakan tindak lanjut program 100-0-100 yang sudah dicanangkan oleh pemerintah pusat melalui KemenPU/Pera, dimana semua masyarakat Indonesia termasuk di Rejanglebong ini dapat menikmati akses air minum, kawasan bebas kumuh serta akses sanitasi yang ramah lingkungan," katanya.

Sejauh ini dari pemantauan pihaknya di lapangan masih banyak masyarakat di 15 kecamatan di wilayah itu yang belum memiliki fasilitas MCK layak. Misalnya rumah tangga yang masih membuang kotorannya bukan di dalam bak penampungan atau septic tank, melainkan melalui pipa dan dibuang ke sungai.

Selain itu juga banyak warga yang tidak memiliki fasilitas MCK dan hanya memanfaatkan aliran sungai.

Untuk itu, pihaknya mengimbau agar kalangan warga ini segera membuat sarana MCK yang layak di masing-masing rumah sehingga tidak akan menimbulkan penyakit dan menciptakan lingkungan yang berih dan sehat.

Guna menyukseskan program 100-0-100, BLHKP Rejanglebong telah menyusun rencana pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) ramah lingkungan di kawasan Desa Tasik Malaya, Kecamatan Curup Utara dan di kawasan Kelurahan Dwi Tunggal, Kecamatan Curup Kota.

IPAL yang akan dibangun di dua lokasi itu nantinya akan menggunakan aliran pipa induk yang selanjutnya masuk ke dalam bak penampungan untuk diendapkan. Program ini masih tahap pembuatan desain.

"Untuk menyukseskan program IPAL ini membutuhkan dukungan mobil tinja yang cukup, saat ini kami baru memiliki satu unit mobil tinja, sedangkan idealnya mobil tinja ini ada lima unit sehingga bisa melayani 15 kecamatan," kata Darmansyah yang juga staf ahli Bupati Rejanglebong ini. ***4***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016