Naiknya harga telur ayam ras di Kota Bengkulu disebabkan karena keterbatasan stok akibat terlambatnya pengiriman dari daerah penghasil.
"Kita masih mengandalkan stok telur ayam ras dari daerah lain, jadi kalau stoknya lama dikirim maka harganya otomatis naik," kata salah seorang pedagang di Pasar Tradisional Modern (PTM) Kota Bengkulu Linda, Rabu.
Terang dia, ketersediaan stok telur di Kota Bengkulu dibantu suplai dari Provinsi Sumatera Barat, namun saat ini pengiriman stok membutuhkan waktu sehingga terjadi keterlambatan.
"Karena dari Sumatera Barat itu agak terlambat. Mungkin ini akan normal sekitar beberapa minggu ke depan mungkin baru normal," ujar dia.
Diketahui sebelumnya, usai perayaan Idul Fitri 1445 Hijriah sejumlah harga komoditi pangan di wilayah tersebut mengalami penurunan.
Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan Disperindag Kota Bengkulu Erika Ariesanti menyebutkan, hal tersebut diketahui setelah pihaknya melakukan sidak di tiga pasar yang ada di wilayah tersebut.
Penurunan sejumlah harga komoditi pangan yang ada di Kota Bengkulu disebabkan karena stabil nya dan ketersediaan stok yang memadai di wilayah tersebut.
Berdasarkan hasil sidak, sejumlah komoditi pangan alami penurunan seperti harga daging ayam dari Rp50 ribu turun menjadi Rp40,3 ribu per kilogram, daging sapi Rp150 ribu menjadi Rp140 ribu.
Kemudian, cabai merah keriting dari Rp61,6 ribu turun menjadi Rp50 ribu per kilogram, cabai rawit merah Rp84 ribu menjadi Rp80 ribu.
Sedangkan untuk lainnya masih stabil seperti komoditas beras Rp18 ribu per kilogram, gula pasir Rp17,5 ribu, minyak goreng Rp15 ribu, ayam kampung Rp70 ribu, telur kampung Rp63 ribu per kilogram dan telur ayam ras Rp30,5 per kilogram.