Bengkulu (Antara) - Cuaca buruk yang melanda perairan Bengkulu mengganggu pasokan ikan ke sejumlah penampung lokal, terutama untuk bahan baku ekspor jenis ikan layur.

"Cuaca buruk menjadi kendala utama karena banyak nelayan tidak ke laut karena gelombang tinggi di perairan Bengkulu," kata Ketua Koperasi Jasa Mutiara Laut, Anca di Bengkulu, Senin.

Ia mengatakan para nelayan tidak berani memaksakan diri melaut karena gelombang tinggi di perairan Bengkulu mencapai tiga hingga empat meter.

Selain cuaca buruk, sejumlah nelayan juga belum melaut karena berkaitan dengan perayaan Idul Adha.

"Memang secara umum permintaan ikan juga berkurang karena konsumsi daging tinggi saat Idul Adha," katanya.

Meski pasokan dari nelayan berkurang, harga ikan cenderung stabil yakni ikan dencis seharga Rp18 ribu per kilogram, ikan gebur Rp35 ribu per kilogram, ikan layur Rp43 ribu per kilogram.

Terkait penurunan pasokan ikan layur yang biasanya diekspor ke Hong Kong dan Tiongkok, menurut Anca memang musim ikan tersebut hampir habis.

"Dalam setahun memang ada musim ikan layur beberapa bulan dan akhir bulan ini diperkirakan habis, jadi kami beralih ke ekspor ikan bawal," kata Anca.

Nelayan Pondok Besi, David mengatakan dalam beberapa hari terakhir, para nelayan memang tidak melaut akibat cuaca buruk yang terjadi di perairan Bengkulu.

"Ketinggian gelombang cukup berbahaya bagi nelayan yang menggunakan perahu kecil karena bisa membuat kapal terbalik," katanya.***4***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016