Bengkulu (Antara) - Sekitar seribu warga memadati pasar rakyat di arena Festival Tabot 2016 yang berlangsung 10 hari di kawasan "view tower", Kelurahan Malabero, Kota Bengkulu.

"Pasar rakyat memang selalu menarik perhatian pengunjung yang ingin membeli barang atau kenang-kenangan dari Tabot," kata Pelaksana tugas Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu, Suparhim Onoh di Bengkulu, Senin.

Ia mengatakan ada puluhan stan yang disiapkan untuk pasar rakyat yang diisi para pedagang dari dalam dan luar daerah.

Stan pasar rakyat ditempatkan di badan jalan depan Polres Bengkulu hingga ke Pasar Baru Koto.

Sejumlah barang pecah belah, pakaian, sepatu dan souvenir dijual dengan potongan harga tertentu untuk menarik pembeli.

"Kalau ke arena Tabot tanpa beli kenang-kenangan baju atau sepatu itu sepertinya ada yang kurang," kata Fikri, salah seorang warga yang berbelanja.

Selain pasar rakyat, arena Festival Tabot juga berisi stan pemerintah kabupaten dan kota yang mempromosikan potensi dan produk unggulan daerah.

Sementara di kompleks "view tower" berdiri panggung besar yang menjadi pusat kegiatan perlombaan kesenian yang digelar selama pelaksanaan Tabot.

Tabot merupakan upacara tradisional masyarakat Bengkulu untuk mengenang kisah kepahlawanan dan kematian cucu Nabi Muhammad SAW bernama Husein bin Ali bin Abi Thalib dalam peperangan di Padang Karbala, Irak pada 10 Muharam 61 Hijriah atau 681 Masehi.

Perayaan Tabot di Bengkulu pertama kali dilaksanakan oleh Syech Burhanuddin yang dikenal sebagai Imam Senggolo pada 1685.

Imam Senggolo kemudian menikah dengan perempuan Bengkulu. Keturunan Imam Senggolo melestarikan upacara Tabot hingga akhirnya mereka dikenal sebagai Kerukunan Keluarga Tabot (KKT).

Istilah Tabot sendiri berasal dari kata Arab, "Tabut" yang secara harfiah berarti kotak kayu atau peti. Festival akan digelar selma 10 hari mulai 2-11 Oktober 2016. ***1***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016