Rejanglebong (Antara) - Dinas Kesehatan Kabupaten Rejanglebong Provinsi Bengkulu mengingatkan warga untuk mewaspadai penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) saat musim pancaroba.
Kabid Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P3PL) Dinkes Rejanglebong Nunung Trimulyanti di Rejanglebong, Senin, mengatakan perubahan musim dari kemarau ke musim penghujan atau pancaroba yang terjadi belakangan ini memungkinkan penyebaran beragam jenis penyakit sehingga masyarakat harus waspada.
"Salah satu yang harus diwaspadai saat ini ialah penyebaran penyakit DBD yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti, langkah yang bisa dilakukan masyarakat ialah memutus mata rantai penyebarannya dengan jalan melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk," katanya.
Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) akan dilakukan secara serentak dalam 15 kecamatan di Rejanglebong pada 21 Oktober mendatang.
Kegiatan yang akan dilaksanakan di antaranya gotong-royong membersihkan lingkungan warga atau Jumat Bersih kemudian pembagian bubuk abate kepada masyarakat serta melakukan pengasapan atau fogging di wilayah endemik DBD.
Dinkes Rejanglebong juga akan melakukan sosialisasi pencegahan penyebaran DBD dengan jalan melakukan gerakan 3M plus yakni menutup bak penampungan air, mengubur barang bekas dan menguras bak mandi serta menaburkan bubuk abate melalui brosur kepada kelompok masyarakat setempat membagikan 500 tablet FE atau zat besi kepada pelajar putri di sekolah.
Sejauh ini warga Rejanglebong yang dinyatakan positif terserang DBD pada Januari-September 2016 sebanyak 82 kasus.
Jumlah tersebut menurun dibandingkan periode sama tahun 2015 yang mencapai 200 kasus dan memakan korban meninggal dunia. ***4***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016
Kabid Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P3PL) Dinkes Rejanglebong Nunung Trimulyanti di Rejanglebong, Senin, mengatakan perubahan musim dari kemarau ke musim penghujan atau pancaroba yang terjadi belakangan ini memungkinkan penyebaran beragam jenis penyakit sehingga masyarakat harus waspada.
"Salah satu yang harus diwaspadai saat ini ialah penyebaran penyakit DBD yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti, langkah yang bisa dilakukan masyarakat ialah memutus mata rantai penyebarannya dengan jalan melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk," katanya.
Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) akan dilakukan secara serentak dalam 15 kecamatan di Rejanglebong pada 21 Oktober mendatang.
Kegiatan yang akan dilaksanakan di antaranya gotong-royong membersihkan lingkungan warga atau Jumat Bersih kemudian pembagian bubuk abate kepada masyarakat serta melakukan pengasapan atau fogging di wilayah endemik DBD.
Dinkes Rejanglebong juga akan melakukan sosialisasi pencegahan penyebaran DBD dengan jalan melakukan gerakan 3M plus yakni menutup bak penampungan air, mengubur barang bekas dan menguras bak mandi serta menaburkan bubuk abate melalui brosur kepada kelompok masyarakat setempat membagikan 500 tablet FE atau zat besi kepada pelajar putri di sekolah.
Sejauh ini warga Rejanglebong yang dinyatakan positif terserang DBD pada Januari-September 2016 sebanyak 82 kasus.
Jumlah tersebut menurun dibandingkan periode sama tahun 2015 yang mencapai 200 kasus dan memakan korban meninggal dunia. ***4***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016