Leicester (Antara/Reuters) - Leicester City berada di ambang lolos ke fase gugur Liga Champions setelah mereka menang 1-0 atas Copenhagen pada Selasa, untuk melupakan penderitaan mereka di level domestik dan mempertahankan rekor sempurna di Grup G.   

Untuk ketiga kalinya di musim ini Leicester memainkan pertandingan Liga Champions setelah menelan kekalahan di Liga Inggris, namun mereka menepikan kekecewaan untuk mengamankan kemenangan ketiga secara beruntun di kompetisi Eropa berkat gol Riyad Mahrez pada menit ke-40.

Ini bukan pertandingan klasik dari pasukan Cladio Ranieri, yang kalah 0-3 di markas Chelsea pada Sabtu, meski mereka tidak beruntung karena gagal menang dengan selisih yang lebih besar setelah gol Islam Slimani dianulir karena offside pada babak kedua.

Bagaimanapun, setelah pertandingan ini usai mereka harus berterima kasih kepada kiper Kasper Schmeichel untuk penyelamatan satu tangannya pada menit terakhir ketika Leicester memberikan kekalahan perdana bagi Copenhagen dari 24 pertandingan di semua kompetisi.

Kemenangan ini membuat Leicester memiliki sembilan angka, unggul satu angka daripada koleksi poin mereka setelah memainkan delapan pertandingan di Liga Inggris. Dengan tiga pertandingan tersisa, mereka unggul lima angka atas tim peringkat kedua Copenhagen dan Porto, yang menang 2-1 atas Club Brugge di Belgia.

Pada sebagian besar jalannya pertandingan, khususnya pada babak pertama, Leicester terlihat seperti tim yang kesulitan mendulang angka seperti yang terjadi di level domestik.  

Mereka hanya menciptakan sedikit peluang dan kesulitan untuk menguasai lini tengah, ketika lawannya yang berasal dari Denmark dengan percaya diri menggulirkan bola di sekitar lapangan.

"Tentu saja ini merupakan ujian serius," kata kapten Leicester Wes Morgan. "Kami harus benar-benar bekerja keras dan berusaha untuk memanfaatkan peluang kami ketika hal itu datang."

Ketika Leicester memecahkan kebuntuan lima menit sebelum turun minum, itu merupakan gol yang tidak disangka-sangka.

Umpan silang dari Jamie Vardy mendarat kepada Slimani yang berada di tiang jauh, dan ia menyundul bola tertuju kepada sesama pemain Aljazair Mahrez, yang menggulirkan bola dengan sisi luar kakinya yang menaklukkan kiper Copenhagen Robin Olsen dan masuk ke gawang.

Klub Denmark itu kembali menjadi tim yang lebih kuat setelah turun minum dan melakukan peluang terbaik mereka untuk memaksa tuan rumah bertahan di areanya sendiri, di mana Leicester menikmati momen melegakan setelah secara bertahap mendapatkan beberapa momentum.

Mahrez meliuk-liuk menuju kotak penalti pada menit ke-65 sebelum sepakan lemahnya dapat diblok, namun Leicester mencetak gol beberapa saat kemudian.   

Bagaimanapun, perayaan mereka segera dirusak oleh bendera hakim garis, ketika Slimani dinyatakan offside sebelum menaklukkan Olsen pada upaya kedua.

Terdapat momen-momen yang membuat cemas Leicester pada fase akhir pertandingan, namun Schmeichel mampu melakukan penyelamatan gemilang untuk menggagalkan peluang Andreas Cornelius, menepis sepakan mendatarnya dari jarak dekat.

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016