Jakarta (Antara) - Wakil Ketua DPD RI Farouk Muhammad
membenarkan bahwa bangsa Indonesia telah mulai kehilangan jati diri
karena dampak dari modernisasi dan globalisasi yang tidak dapat
dielakkan.

"Modernisasi dan globalisasi memberikan ekses negatif pada
generasi muda yakni membuat nilai-nilai moral dan adat istiadat dalam
masyarakat menjadi luntur," kata Farouk Muhammad ketika menerima
Delegasi Lembaga Tinggi Masyarakat Adat (Lemtari), di ruang kerjanya
di Gedung MPR/DPR/DPD RI Jakarta, Rabu.

Delegasi Lemtari dipimpin oleh ketuanya, Suhaili Husen Datuk Mudo.

Menurut Farouk, yang membuatnya gelisah adalah bangsa Indonesia
saat ini cenderung tidak memiliki roh dan kehilangan karakter sebagai
bangsa Indonesia.

"Masyarakat sudah tidak ada reaksi sosial terhadap tindakan yang
bertentangan dengan norma-norma yang berlaku. Generasi muda saat ini
mengalami transisi yang cukup rumit," katanya.

Menurut Farouk, kurang kuatnya bekal karakter yang dimiliki
sehingga generasi muda saat ini mengalami krisis identitas karena
tidak mampu mengantisipasi dampak negatif dari pengaruh globalisasi.

Farouk berpesan pada Lemtari agar memiliki posisi yang jelas
untuk menentukan fungsi dan tujuannya, yakni menegakkan adat istiadat
di masyarakat yang sesuai dengan norma yang berlaku dan relevan dengan
nilai-nilai Pancasila.

"Dalam penegakan adat istiadat itu juga, dengan menghargai
kearifan lokal yang berbeda di masyarakat," katanya.

Sementara itu, Ketua Umum Lemtari Suhaili Husein Datuk Mudo
mengatakan masyarakat Indonesia saat ini kurang memaknai nilai-nilai
adat seperti pada zaman dahulu.

Kehadiran Lemtari sebagai perpanjangan tangan masyarakat adat di
kabupaten dan provinsi, kata dia, bertujuan untuk mengembalikan jati
diri bangsa indonesia sebagai masyarakat yang beradat.

"Kami minta saran dan pandangan Bapak bagaimana sebaiknya arah
Lemtari ke depan. Masyarakat Indonesia saat ini sudah kehilangan jati
diri. Kami ingin mengembalikan jati diri masyarakat Indonesia memahami
dan melaksanakan adat istiadat sesuai dengan daerahnya," katanya.

Menurut Suhaili, hilangnya jati diri masyarakat Indonesia salah
satu penyebabnya adalah dampak negatif dari globalisasi, yang semakin lama semakin melunturkan jati diri bangsa.

Suhaili meminta agar pimpinan DPD RI dapat mengakomodasi
penegakan jati diri bangsa Indonesia melalui adat sebagai pedoman
melalui aturan perundang-undangan yang mengatur mengenai penegakan
adat.

"Salah satunya melalui kurikulum di sekolah yang mengajarkan soal
bahasa dan adat istiadat daerah masing-masing," katanya.***2***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016