Rejang Lebong (Antara) - Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, mulai tahun ini akan mengembangkan pemasaran usaha produksi kopi lokal untuk dipasarkan ke luar daerah.

"Selama ini usaha produksi kopi olahan sudah banyak yang dikembangkan oleh masyarakat Rejang Lebong namun masih secara tradisional dan jumlahnya masih terbatas. Pengembangan produksi kopi olahan ini berupa peningkatan kualitas berikut kemasannya," kata Kepala Bappeda Rejang Lebong, Zulkarnain di Rejang Lebong, Rabu.

Pengembangan produksi kopi olahan kata dia, selain melibatkan pihak Bappeda dalam bidang perencanaan juga bekerjasama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk cita rasanya serta pembudidayaan tanamannya.

Kopi olahan ini akan menggunakan kemasan yang sudah didesain tim perencanaan Bappeda dengan nama "Tjoeroep Black Coffee" dengan hiasan tulisan dengan aksara Ka Ga Nga, yang merupakan aksaran masyarakat Rejang Lebong, sebagai ciri khas produk kopinya.

Sementara itu biji kopi olahan yang akan dipasarkan ke sejumlah daerah di Tanah Air serta ditargetkan juga bisa di ekspor ini tambah dia, diambil dari jenis kopi robusta yang berasal dari kawasan strategis kabupaten (KSK) meliputi Kecamatan Sindang Beliti Ilir, Sindang Beliti Ulu dan Kecamatan Sindang Dataran.

Pengembangan kopi olahan asal Rejang Lebong ini nantinya diharapkan akan menyerap banyak tenaga kerja, karen melibatkan banyak orang yang bertindak sebagai penyedia bahan, bidang produksi, pengemasan hingga pemasaran.

"Diharapkan nantinya hasil perkebunan kopi Rejang Lebong ini ke depannya tidak lagi dijual dalam bentuk bijian namun sudah diolah menjadi bubuk kopi yang nilai jualnya lebih tinggi," ujarnya.

Sebelumnya Dinas Kehutanan dan Perkebunan Rejang Lebong menyatakan, produksi kopi bijian daerah itu setiap tahunnya mencapai 13.402 ton dengan luasan perkebunan kopi rakyat 21.635 hektare atau per hektare bisa menghasilkan 725 kg biji kopi kering. ***3***

Pewarta: Nur Muhammad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016