Mukomuko (Antara) - Pejabat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, akan berkoordinasi dengan pihak SDN 7 di Desa Pulai Payung, Kecamatan Ipuh guna mencari solusi ruang kelas untuk ratusan siswa yang belajar di dalam tenda di depan pekarangan sekolah tersebut.

"Kami akan koordinasikan dengan kepala sekolah. Pasti ada solusi bagi siswa agar tidak belajar di tenda," kata Kabid Pendidikan Sekolah Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mukomuko, Suryono, di Mukomuko, Minggu.

Sebanyak 75 orang siswa SDN 7 di Desa Pulai Payung, Kecamatan Ipuh terpaksa belajar di bawah karena keterbatasan ruang kelas di sekolah tersebut.

Menurutnya, seharusnya siswa di sekolah tidak belajar di tenda apabila kepala sekolah bisa membagi waktu belajar siswanya.

"Kekurangan ruang kelas itu seharusnya bisa ditanggulangi dengan cara dibuat dua `shift`. Ada sebagian siswa yang masuk pukul 07.30 WIB dan masuk pukul 11.00 WIB," ujarnya.

Menurutnya, meskipun ada sebagian siswa yang masuk terakhir tetapi pulangnya tetap pukul 13.00 WIB, sesuai dengan jadwal siswa pulang dari sekolah.

Sekarang ini, katanya, masalahnya guru yang tidak mau diatur mengajar siswanya mulai pukul 11.00 WIN hingga pukul 13.00 WIB . Padahal di sekolah itu ada empat hingga enam ruang kelas.

Ia mengatakan, jangan sampai kekurangan ruang kelas itu menjadi taktik sekolah supaya ada perhatian dari pemerintah.

Ia menyatakan, saat ini di sekolah itu sedang berjalan kegiatan pembangunan pelapis tebing untuk mengantisipasi terjadinya longsor di sekolah itu.

"Tidak mungkin sekolah yang mendapatkan kegiatan pembangunan pelapis tebing tahun ini mendapatkan kegiatan pembangunan ruang kelas," ujarnya lagi.***4***

Pewarta: Ferri Arianto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016