Bengkulu (Antara) - Rencana Pemerintah Kota Bengkulu menggelar Karnaval Batik untuk memperingati ulang tahun Provinsi Bengkulu pada 18 November 2016 mendatang belum mempengaruhi penjualan kain besurek atau batik tulis khas Bengkulu.

"Dua tahun belakangan beberapa hari menjelang karnaval biasanya sudah ada peningkatan pembelian batik, tapi tahun ini masih sepi," kata Meli, pemilik Toko Rampak, penjual batik besurek di Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bengkulu, Selasa.

Ia mengatakan pelaksanaan karnaval batik pada 2014 dan 2015 di Kota Bengkulu mampu meningkatkan omzet penjual bahan batik hingga Rp8 juta per hari.

Namun, menyambut karnaval tahunan pada 2016 itu, penjualan masih sepi, padahal pelaksanaan karnaval hanya menyisakan waktu 10 hari.

"Kemungkinan peserta karnaval masih memakai batik yang dibeli tahun lalu, tapi yang jelas penjualan batik belum berpengaruh," ujarnya lagi.

Pemerintah Kota Bengkulu menggelar karnaval batik untuk melestarikan kekayaan budaya tak benda tersebut, sekaligus meningkatkan pendapatan dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Sebelumnya, Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan mengatakan karnaval tersebut untuk mengenalkan batik Bengkulu sebagai budaya lokal serta mendorong perkembangan industri batik lokal.

Batik besurek atau disebut juga kain bersurat merupakan seni batik dari Bengkulu dengan motif didominasi bentuk kaligrafi dan dihiasi dengan berbagai simbol daerah seperti bunga rafflesia.

Seperti tahun sebelumnya, karnaval batik tahun ini juga digelar di kawasan Simpang Lima, jantung Kota Bengkulu menempuh jarak tiga kilometer menuju kawasan tugu pemantau tsunami atau `view tower`.

Karnaval tersebut akan diikuti para pelajar, aparatur sipil negara, karyawan swasta dan berbagai elemen masyarakat lainnya.***1***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016