Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Dinas Perdagangan Kota Bengkulu menemukan sekitar 80 persen tabung gas elpiji ukuran 12 kilogram di daerah ini kadaluarsa, sehingga sangat membahayakan masyarakat pengguna alat tersebut.

"Tabung gas 12 kg ini sudah habis masa uji pakainya rata-rata setahun lalu, sedangkan jumlah peredaran tabung ini  di Bengkulu mencapai ribuan unit," kata Kepala Bidang Perdagangan Kota Bengkulu Rahman, Jumat.

Hal itu diketahui dari salah satu pemilik Satuan Pengisian Bahan Bakar Energi (SPBE) di Kota Bengkulu, saat tim dari Disperindag  setempat melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke lapangan,Kamis (22/12).

"Kami sangat terkejut atas keterangan dari pemilik SPBE tersebut karena tabung gas itu diketahui kadaluarsa saat akan diisi," katanya.
 
Sedangkan tabung 12 kilogram yang masih diisi tersebut kondisinya cukup mengkhawatirkan, sehingga tidak heran kalau banyak warga Bengkulu  mengeluh isi tabung gas berkurang.

Untuk memperbaiki tabung gas 12 kg itu, ternyata di Bengkulu belum ada bengkel resmi, dan sedang dalam tahap pembangunan. Untuk tabung gas 3 kg setiap tiga bulan sekali diperbaiki di Palembang.

"Kami mengimbau kepada masyarakat agar waspada dalam menggunakan tabung gas, terutama bagi yang diduga sudah kadaluarsa tersebut karena bisa meledak dan membahayakan manusia," ujarnya.

Salah seorang pedagang besar gas 12 kg Syaiful mengatakan, tabung gas yang bocor terpaksa ditumpuk di gudang karena bengkelnya belum ada di Bengkulu.

Bagi tabung masih bisa dipakai dan belum bocor tetap diisi di SPBE dan dipasarkan kembali  ke masyarakat, namun pihaknya tidak bisa menjamin kalau terjadi kebocoran saat digunakan kousumen.

Harga gas 3 kg di Bengkulu dijual sesuai HET  Rp16.000/tabun dan gas 12 kg antara Rp78.000-Rp80.000/tabung sampai ditempat.(ANT/Z005)

Pewarta:

Editor : AWI-SEO&Digital Ads


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2011