Bengkulu (ANTARA) - Produksi ikan asin di Kota Bengkulu, selain dijual di dalam kota, ternyata dijual hingga ke luar provinsi seperti Lubuk Linggau (Sumatera Selatan), Padang, Jambi, Lampung, Jawa, Kalimatan, bahkan hingga ke Papua.
Herman, penjual grosiran ikan asin di Bengkulu, Kamis, mengatakan hasil olahan ikan asin sudah dijual ke luar Provinsi Bengkulu sejak beberapa tahun tahun terakhir.
Awalnya penjualan hanya dilakukan di kios-kios di sekitar Jalan Pawiwisata dan Pasar Minggu yang merupakan pasar tradisional terbesar di Kota Bengkulu. Namun semenjak pemerintah gencar mempromosikan pariwisata Kota Bengkulu, pengusaha luar daerah yang megetahui kualitas ikannya memilih memasok ikan asin dari Bengkulu.
"Sejak 2012 permintaan pengiriman ikan asin dari Kota Bengkulu melesat naik. Penjual dari luar daerah mengetahui kualitas ikan dari nelayan Bengkulu. Kami memang selalu mengedapkan kualitas premium untuk penjualan ikan asin," kata Herman.
Kios yang buka setiap hari ini menjual olahan ikan asin dengan kualitas premium, di mana ikan asin yang diproses berasal dari ikan yang masih segar.
Di sepanjang Jalan Pariwisata terdapat sejumlah penjual ikan asin yang juga menyediakan berbagai olahan hasil laut.
"Tak hanya itu, kami juga tidak menggunakan bahan pengawet. Pengawetan dilakukan dengan memanfaatkan sinar matahari ataupun dibekukan kembali di kulkas," ujarnya.
Herman juga menyebutkan ada beberapa ikan asin yang paling dimininati pengunjung yakni ikan beledang, ikan teri, ikan gleber dan ikan asin bulu ayam rata-rata dijual secara eceran seharga Rp50.000 per kilogram. Namun, untuk pembelian secara grosir harganya berbeda, selisihnya hingga Rp10.000 per kilogram.
Dia menuturkan penjualan ikan asin saat ramai atau setelah panen dapat mencapai antara Rp10 juta hingga Rp20 juta per hari. Namun ketika cuaca buruk, jumlah pendapatan menurun drastis, yakni sekitar Rp3 juta per hari.
"Untuk ke depannya semoga saja penjualan tidak hanya di beberapa daerah saja, namun penjualan ikan asin Bengkulu juga mencapai tingkat nasional atau juga mencapai internasional," tutup Herman. ***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016
Herman, penjual grosiran ikan asin di Bengkulu, Kamis, mengatakan hasil olahan ikan asin sudah dijual ke luar Provinsi Bengkulu sejak beberapa tahun tahun terakhir.
Awalnya penjualan hanya dilakukan di kios-kios di sekitar Jalan Pawiwisata dan Pasar Minggu yang merupakan pasar tradisional terbesar di Kota Bengkulu. Namun semenjak pemerintah gencar mempromosikan pariwisata Kota Bengkulu, pengusaha luar daerah yang megetahui kualitas ikannya memilih memasok ikan asin dari Bengkulu.
"Sejak 2012 permintaan pengiriman ikan asin dari Kota Bengkulu melesat naik. Penjual dari luar daerah mengetahui kualitas ikan dari nelayan Bengkulu. Kami memang selalu mengedapkan kualitas premium untuk penjualan ikan asin," kata Herman.
Kios yang buka setiap hari ini menjual olahan ikan asin dengan kualitas premium, di mana ikan asin yang diproses berasal dari ikan yang masih segar.
Di sepanjang Jalan Pariwisata terdapat sejumlah penjual ikan asin yang juga menyediakan berbagai olahan hasil laut.
"Tak hanya itu, kami juga tidak menggunakan bahan pengawet. Pengawetan dilakukan dengan memanfaatkan sinar matahari ataupun dibekukan kembali di kulkas," ujarnya.
Herman juga menyebutkan ada beberapa ikan asin yang paling dimininati pengunjung yakni ikan beledang, ikan teri, ikan gleber dan ikan asin bulu ayam rata-rata dijual secara eceran seharga Rp50.000 per kilogram. Namun, untuk pembelian secara grosir harganya berbeda, selisihnya hingga Rp10.000 per kilogram.
Dia menuturkan penjualan ikan asin saat ramai atau setelah panen dapat mencapai antara Rp10 juta hingga Rp20 juta per hari. Namun ketika cuaca buruk, jumlah pendapatan menurun drastis, yakni sekitar Rp3 juta per hari.
"Untuk ke depannya semoga saja penjualan tidak hanya di beberapa daerah saja, namun penjualan ikan asin Bengkulu juga mencapai tingkat nasional atau juga mencapai internasional," tutup Herman. ***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016