Bengkulu (Antara) - Sejumlah kelompok tani di Bengkulu mulai mengembangkan olahan biji kopi menjadi kopi bubuk melalui koperasi dengan pengemasan unik dan target pemasaran yang beragam.

"Ada dua kelompok petani yang kami dampingi dalam pengolahan kopi yang dimulai dari sistem petik buah merah hingga menjadi bubuk kopi," kata Direktur Yayasan Ulayat Bengkulu, Martian di Bengkulu, Jumat.

Pengolahan biji kopi yang dilakukan oleh anggota koperasi petani terdapat di Desa Naga Rantai Kabupaten Kaur dan Desa Rindu Hati Kabupaten Bengkulu Tengah.

Jenis kopi yang ditanam dan diolah adalah jenis robusta yang merupakan jenis kopi yang mendominasi di wilayah Bengkulu.

Martian mengatakan para petani kopi di dua desa itu terlebih dahulu diorganisir dengan membentuk koperasi pengolahan hasil kopi.

Pendampingan yang diberikan mulai dari sistem budidaya tanaman kopi yang berkelanjutan, pemanenan hingga pengolahan pasca-panen.

"Selama ini petani memetik buah kopi campuran artinya memanen buah yang belum layak panen, jadi buah merah, hijau dan kuning dicampur," ujarnya.

Melalui pendampingan dari lembaga nonpemerintah itu, para petani mulai disiplin dalam proses pemanenan yakni memetik buah merah.

Penghargaan yang diberikan kepada petani yang memetik buah merah adalah harga jual kopi yang lebih tinggi dibanding kopi petik campuran.

Produk kopi yang dihasilkan dua koperasi ini bermacam-macam mulai dari "green bean", kopi bubuk dan kopi yang sudah disangrai.

Produk kopi petani tersebut sudah diujicoba di berbagai gerai kopi di Kota Jakarta dan sekitarnya, kata Martin.***3***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016