Bengkulu (Antara) - Pelaksana program Kota Tanpa Kumuh (kotaku) Bengkulu menggandeng sejumlah seniman lukis mengaplikasikan seni mural optimis mampu menghapus kesan kumuh pada wilayah permukiman di kota itu.
"Kami melibatkan para seniman lukis atau perupa untuk menata kawasan kumuh sehingga kesan kumuh hilang dan menciptakan estetika atau keindahan," kata Tenaga Ahli Pemerintah Lokal Program Kotaku, Dedi Yanto di Bengkulu, Kamis.
Mural, cara menggambar atau melukis di atas media dinding, tembok atau permukaan luas yang bersifat permanen.
Sejumlah pelukis atau perupa dari Komunitas Sayak Bengkulu dilibatkan dalam seni mural yang diterapkan di Kelurahan Kebun Keling.
Mural diaplikasikan di dinding rumah dan tembok sepanjang kurang lebih 100 meter pada salah satu gang di Jalan Burniat Kelurahan Kebun Keling.
Berbagai pesan moral dan ajakan untuk menjaga lingkungan bersih menjadi tema lukisan yang dipoles dengan beragam warna.
Pesan yang diangkat antara lain berbunyi "Buanglah sampah pada tempatnya", "Jangan kencing di sini", "Waspada bahaya DBD", dan "Awas maling".
Beberapa tokoh kartun juga menghiasi tembok di gang tersebut antara lain tokoh doraemon, tweety dan lainnya yang menarik perhatian warga yang melintas di gang tersebut.
Ratih, warga Jalan Burniat mengatakan tembok berwarna abu-abu yang selama ini kosong kini berwarna dan menambah semarak permukiman mereka.
"Selama ini terlihat kusam jadi berubah berwarna warni, sangat cantik, jadi kami pun terpicu menjaga kebersihan lingkungan," katanya.
Anggota Komunitas Sayak, Sucenk mengatakan mural merupakan salah satu media apresiasi para seniman untuk menyampaikan pesan positif bagi masyarakat.
Ia berharap masyarakat di Kelurahan Kebun Keling bisa menghargai karya tersebut dengan menjaga lingkungan mereka tetap bersih dan asri.***4***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016
"Kami melibatkan para seniman lukis atau perupa untuk menata kawasan kumuh sehingga kesan kumuh hilang dan menciptakan estetika atau keindahan," kata Tenaga Ahli Pemerintah Lokal Program Kotaku, Dedi Yanto di Bengkulu, Kamis.
Mural, cara menggambar atau melukis di atas media dinding, tembok atau permukaan luas yang bersifat permanen.
Sejumlah pelukis atau perupa dari Komunitas Sayak Bengkulu dilibatkan dalam seni mural yang diterapkan di Kelurahan Kebun Keling.
Mural diaplikasikan di dinding rumah dan tembok sepanjang kurang lebih 100 meter pada salah satu gang di Jalan Burniat Kelurahan Kebun Keling.
Berbagai pesan moral dan ajakan untuk menjaga lingkungan bersih menjadi tema lukisan yang dipoles dengan beragam warna.
Pesan yang diangkat antara lain berbunyi "Buanglah sampah pada tempatnya", "Jangan kencing di sini", "Waspada bahaya DBD", dan "Awas maling".
Beberapa tokoh kartun juga menghiasi tembok di gang tersebut antara lain tokoh doraemon, tweety dan lainnya yang menarik perhatian warga yang melintas di gang tersebut.
Ratih, warga Jalan Burniat mengatakan tembok berwarna abu-abu yang selama ini kosong kini berwarna dan menambah semarak permukiman mereka.
"Selama ini terlihat kusam jadi berubah berwarna warni, sangat cantik, jadi kami pun terpicu menjaga kebersihan lingkungan," katanya.
Anggota Komunitas Sayak, Sucenk mengatakan mural merupakan salah satu media apresiasi para seniman untuk menyampaikan pesan positif bagi masyarakat.
Ia berharap masyarakat di Kelurahan Kebun Keling bisa menghargai karya tersebut dengan menjaga lingkungan mereka tetap bersih dan asri.***4***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016