Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Lada hitam dari berbagai sentra produksi di Provinsi Bengkulu hingga saat ini sebagian besar dijual ke pedagang besar di Provinsi Lampung.

"Lada itu biasanya dikirim setiap minggu dan sesuai permintaan, sedangkan harganya pekan ini bertahan pada posisi Rp46.000/kg," kata seorang pedagang pengumpul lada di Kota Bengkulu, Edi Kasim, Kamis.

"Kami masih mengirim lada hitam ke Lampung dan wilayah Sumsel karena di Bengkulu belum ada pengapalan khusus," katanya.

Sentra produksi lada asalan di Bengkulu paling banyak dari Kabupaten Kepahiang dan Kabupaten Kaur, sedangkan daerah lain sangat minim.

Permintaan lada hitam dari dua provinsi tetangga itu akhir-akhir ini cenderung kurang, sedangkan pasokan dari petani cukup lancar.

Dengan harga sekarang ini, para petani sebagian besar mengeluh karena mereka membandingkan dengan harga lada di luar Bengkulu lebih tinggi.

"Kami tidak bisa jawab karena permintaan lada itu biasanya berpengaruh pada permintaan lada secara nasional dan pedagang tetap berpedoman pada harga tersebut," ujarnya.

seorang petani lada di Kabupaten Kaur Mustakin mengatakan, harga lada di Bengkulu saat ini tergolong rendah dari sebelumnya sempat mencapai Rp52.000/kg.

Akibat turunnya harga lada hitam itu, pihaknya tidak bisa memelihara tanaman lada secara normal karena harga berbagai jenis racun hama dan penyakit sudah naik.

Padahal tanaman lada itu setiap dua bulan rutin disemprot dengan racun hama dan penyakit, sehingga bunga dan daunnya tidak rusak termasuk buah muda yang sangat rawan akan serangan hama.(Z005)

Pewarta:

Editor : Rangga Pandu Asmara Jingga


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012