Bengkulu (Antara) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)segera memantau kualitas udara di 34 provinsi, termasuk Bengkulu untuk mendapatkan gambaran sebagai dasar dalam mengambil kebijakan dan aksi mengurangi pencemaran udara.

"Kami memantau kualitas udara di 34 provinsi, termasuk Bengkulu untuk mengukur indeks kualitas lingkungan hidup," kata Kepala Seksi Program dan Kerja sama Direktorat Pengendalian Pencemaran Udara KLHK Widjihatini di Bengkulu, Rabu.

Ia mengatakan pemantauan kualitas udara yang dilakukan pada April 2017 menggunakan metode pemantauan kualitas udara yang sederhana dan murah dengan "passive sampler".

Parameternya, kata dia, adalah mengukur sulfur oksida (SO2) dan nitrogen oksida (NO2) yang terbentuk dari hasil pembakaran bahan bakar fosil.

Pemantauan dengan metode "passive sampler" dilakukan dua kali dalam setahun, yakni pada musim kemarau dan musim penghujan.

Pemasangan alat ukur dilakukan di empat titik yaitu kawasan perkantoran, pemukiman padat, transportasi dan kawasan industri.

Setelah dipaparkan selama dua minggu, alat tersebut dilepas dan dikirimkan kembali ke KLHK untuk dianalisis di laboratorium.

Hasil pemantauan udara tersebut akan digunakan dalam menghitung indeks kualitas udara (IKU) yang bermanfaat dalam penyusunan indeks kualitas lingkungan hidup (IKLH) Indonesia dan untuk penyusunan laporan status lingkungan hidup Indonesia maupun daerah.

Widjihatini menambahkan hasil pemantauan kualitas udara pada 2016, rata-rata indek kualitas udara di Indonesia tergolong baik.

Namun ada tiga provinsi yang terdeteksi kurang baik yaitu DKI Jakarta, Banten dan Riau. Sementara wilayah yang mempunyai kualitas udara yang tergolong unggul adalah Papua Barat.

Pelaksana tugas Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Agus Priambudi menambahkan kualitas udara sangat berkaitan dengan kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan di wilayah tersebut.

"Hasil pemantauan tahun lalu untuk indeks kualitas udara Bengkulu masih tergolong sangat baik dengan angka 85,4," katanya.***3***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017