Bengkulu (Antara) - Kementerian Perhubungan melalui Balai Tehnik Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Barat meninjau kondisi rel kereta lori yang dipergunakan warga Desa Lebong Tandai, desa pinggir hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu.

"Tim survei dari Balai Tehnik Perkeretapian sudah meninjau langsung rel lori yang menjadi satu-satunya sarana transportasi warga Desa Lebong Tandai," kata Pelaksana tugas Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bengkulu, Budi Djatmiko di Bengkulu, Selasa.

Budi mengatakan survei akan ditindaklanjuti studi atau penelitian untuk mengetahui tingkat kerusakan dan metode perbaikan rel lori yang dipergunakan saat era penambangan emas di Lebong Tandai zaman kolonial Belanda.

Rel lori yang menjadi transportasi satu-satunya warga Desa Lebong Tandai menuju Desa Napal Putih yang merupakan ibu kota kecamatan di wilayah itu akan dipertahankan sebab menjadi "heritage" atau benda cagar budaya.

"Kondisi rel masih bagus dan akan dipertahankan karena menjadi benda cagar budaya. Bantalan rel yang akan diganti seluruhnya," ucapnya.

Untuk perbaikan rel kereta sepanjang 38 kilometer itu menurut Budi perlu kerja sama dari warga Desa Lebong Tandai, terutama mengumpulkan rel bekas yang masih bisa dipergunakan.

Setelah survei tersebut, Dishub Bengkulu bersama perangkat desa Lebong Tandai dan pihak kecamatan Napal Putih sudah mengekspos kondisi rel lori di Kementerian Perhubungan.

"Kami harapkan studi perbaikan rel juga dapat dilakukan tahun ini, tapi masih menunggu keputusan dari Kementerian Perhubungan," ujarnya.

Kereta motor lori menjadi satu-satunya sarana transportasi warga Desa Lebong Tandai untuk mengakses wilayah lain. Saat ini kondisi rel rusak parah sebab sebagian besar bantalan rel sudah hilang.

Selain itu longsor yang melanda wilayah tersebut beberapa waktu lalu juga membuat jalur rel terputus sehingga saat ini warga harus berganti lori di pertengahan jalur untuk mengakses Napal Putih-Lebong Tandai dan sebaliknya.***1***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017