Bengkulu (Antara) - Puluhan pemuda dan mahasiswa yang bergabung dalam Forum Pemuda Peduli Bengkulu (FPPB) menyerukan penyelamatan Pulau Tikus dengan menggelar Kenduri Bumi, yaitu gerakan pelestarian lingkungan lewat penanam ribuan pohon ketapang untuk memperingati Hari Bumi 2017.

"Pulau Tikus terancam lenyap akibat kenaikan permukaan air laut, di mana luas daratan terus menyempit," kata Koordinator FPPB Feri Vandalis di sela kegiatan "Kenduri Bumi" di Pulau Tikus, Sabtu.

Pulau Tikus merupakan pulau kecil berjarak 10 mil laut dari Kota Bengkulu yang dapat ditempuh 50 menit menggunakan kapal nelayan.

Luas daratan pulau tak berpenghuni itu terus menyusut dari 2 hektare menjadi 0,6 hektare akibat tingginya laju abrasi.

Feri mengatakan penyelamatan Pulau Tikus perlu dilaksanakan secara menyeluruh dengan melestarikam daratan dan terumbu karang seluas 200 hektare yang menopang pulau tersebut.

"Kami juga menenggelamkan substrat terumbu karang untuk merehabilitasi ekosistem yang sudah rusak," katanya.

Menurut Feri, penyelamatan pulau kecil yang menjadi tempat berlindung nelayan saat cuaca buruk itu perlu didukung seluruh pihak, termasuk nelayan dan pelaku pariwisata yang kerap membawa tamu ke pulau itu.

Ia mencontohkan penanaman substrat terumbu karang pada 2014 yang berhasil tumbuh hingga 90 persen namun kini rusak akibat tersapu jaring nelayan.

"Kami harapkan nelayan turut berkontribusi melestarikan terumbu karang di perairan ini karena keberlanjutan biota laut ditentukan oleh kelestarian terumbu karang," kata dia.

Koordinator Komunitas Mangrove Bengkulu, Riki Rahmansyah yang turut dalam kenduri itu mengatakan penyelamatan Pulau Tikus menyisakan tantangan yang berat akibat kenaikan muka air laut.

"Kami sedang mengupayakan menumbuhkan ekosistem baru mangrove untuk menyelamatkan pulau kecil ini," kata Riki.***3***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017