Jakarta (Antara) - Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Kementerian Komunukasi dan Informasi Samuel A Pangerapan mengakui bahwa saat ini terjadi kekurangan sumber daya manusia bidang teknologi informasi dan komunikasi yang berkualitas (talent gap) untuk memenuhi kebutuhan industri.

"Kita tahu 'talent gap' itu ada dan harus di 'address', siapa yang mau menangani? Private atau Pemerintah. Tapi intinya ini harus dipenuhi ke depan, ayo kita bangun dengan pendekatan pemangku kepentingan," katanya dalam diskusi mengurangi kesenjangan talenta digital, mempersiapkan masa depan Indonesia yang digelar iCIO di Kementerian Kominfo Jakarta, Selasa.

Ia mengakui, kekurangan itulah yang membuat terjadi saling bajak antar perusahaan di dalam negeri. Hal ini dikarenakan sumber daya manusia yang terbatas. Namun, menurut dia, meski dirasakan kekurangan tesebut, hingga kini belum ada data yang akurat kebutuhan industri.

Untuk itu, ia berharap semua pihak turut berupaya mengatasi hal itu, tidak hanya Kementerian Komunikasi dan Informatika namun juga semua pemangku kepentingan.

Ia juga berharap agar perusahaan membangun ekosistem yang memadai sehingga tumbuh pula SDM berkualitas.

Samuel menambahkan, Kementerian Kominfo dan para pemangku kepentingan lainnya kini tengah menggelorakan program 1.000 startup untuk menciptakan para teknopreneur dan SDM yang mumpuni di bidang TIK.

CEO Hired Today Frans Dirgantoro mengakui terjadi kesenjangan SDM TIK. Untuk itu, menurut dia, perlu segera dilakukan langkah-langkah untuk mengatasi.

Ia juga mengusulkan adanya tempat untuk berkumpul bagi para talenta TIK yang pantas menjadi duta TIK sehingga dapat dilihat oleh berbagai pihak untuk branding bagi Indonesia ke depan.

Melalui website yang dimilikinya, menurut dia,  setiap bulan, terdapat 1.000 lowongan pekerjaan di bidang IT yang dibutuhkan perusahaan.

"Bila setiap posisi membutuhkan 2-3 orang maka setahun bisa 25-30 ribu. Ttu dari tempat saya saja, belum lainnya," katanya.

Kepala Departemen Teknik Elektro Universitas Indonesia Gunawan Wibisono mengatakan perlunya memiliki sinergi yang tepat antara dunia pendidikan, industri dan pemerintah.

"Mari kita kerja sama ketiga pihak dalam sinergi yang baik," katanya.

Sementara Wakil Rektor Universitas Bina Nusantara Idris Gautama mengatakan, kesenjangan antara kebutuhan industri dan SDM di dalam negeri yang tersedia tersebut harus diatasi. "Supaya kita jangan menyalahkan negara lain yang masuk karena kita tidak siap," katanya.***3***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017