Bengkulu (Antara) - Sejumlah warga Pulau Enggano Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, mempertanyakan operasi kapal perintis yang sudah dua bulan tidak melayani rute pelayaran Bengkulu-Pulau Enggano.

"Sudah dua bulan tidak berlayar sehingga masyarakat kesulitan mengangkut bahan pangan menuju Enggano," kata tokoh masyarakat Pulau Enggano, Raffli Kaitora di Bengkulu, Rabu.

Ia mengatakan kapal perintis yang dioperasikan PT Pelni melayani angkutan barang dari dan menuju Pulau Enggano.

Masyarakat membawa bahan pangan dari Kota Bengkulu menuju Pulau Enggano dan sebaliknya membawa hasil bumi dari pulau terluar itu menuju Kota Bengkulu.

"Kami sudah bertanya ke beberapa pihak, termasuk perhubungan provinsi tapi tidak ada jawaban memuaskan," ucapnya.

Kapal perintis merupakan salah satu transportasi andalan warga Pulau Enggano menuju Kota Bengkulu selain kapal feri Pulo Tello.

Kapal tersebut menjadi andalan masyarakat untuk mengangkut bahan pangan dan hasil bumi, sedangkan kapal feri Pulo Tello lebih diutamakan sebagai angkutan orang atau penumpang.

"Kalau bawa bahan pangan melalui kapal feri, warga diwajibkan membawa dalam mobil, tidak bisa diletakkan di dek kapal, ini menambah ongkos yang memberatkan warga," katanya.

Kepala Terminal PT Pelni Cabang Bengkulu, Junianto mengatakan saat ini kapal perintis sedang berada di Tanjung Priok untuk proses penerbitan sertifikat keselamatan.

"Kapal perintis Sabuk Nusantara sedang berada di Tanjung Priok untuk penerbitan sertifikat keselamatan dan kami upayakan secepatnya tuntas sehingga bisa berlayar lagi," katanya.

Pulau Enggano yang merupakan pulau terluar Provinsi Bengkulu berjarak 106 mil laut dari Kota Bengkulu dapat ditempuh selama 12 jam pelayaran dalam kondisi cuaca normal.

Pulau tersebut dihuni sekitar 3.000 jiwa yang bermukim di enam desa yakni Desa Kahyapu, Malakoni, Kaana, Meok, Apoho dan Banjarsari.***1***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017