Bengkulu (Antara) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu tengah mencari tahu pemilik jerat harimau di beberapa titik di hutan Kabupaten Seluma yang ditemukan baru-baru ini.

Kepala Seksi Wilayah II Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu, Darwis Saragih di Seluma, Selasa, menyebutkan, tiga jerat ditemukan di Taman Buru Semidang Bukit Kabu dan salah satunya merupakan jerat harimau.

Selanjutnya, di Desa Giri Nanto Kecamatan Talo juga ditemukan dua jerat, salah satunya jerat harimau, dan di Desa Mekar Jaya Kecamatan Ulu Talo, ditemukan satu jerat.

"Selain jerat harimau, ditemukan juga jerat untuk kijang dan rusa. Itu terlihat dari perbedaan ketebalan tali jerat," ujar Darwis.

BKSDA Bengkulu juga terus mensosialisasikan kepada masyarakat tentang bahaya pemasangan jerat binatang. Bagi pemilik jerat bisa terancam pidana karena menangkap satwa yang dilindungi dan hampir punah.

Menurutnya, keberadaan jerat tersebut mengancam harimau sumatera (Phantera tigris Sumatera) yang saat ini terancam punah karena perburuan oleh manusia ataupun berkurangnya habitat.

Sebelumnya tim relawan sapu jerat Bengkulu membersihkan jerat harimau sumatera yang dipasang pemburu liar di kawasan hutan Kabupaten Seluma. Saat itu, ada sembilan jerat harimau yang ditemukan dan dibersihkan dari hutan wilayah Seluma.

Koordinator tim relawan Rafik Sanie mengatakan dari sembilan jerat yang dibersihkan itu, lima jerat merupakan jerat nonaktif dan empat jerat lainnya masih aktif.

Tim yang terdiri dari para pemuda dan mahasiswa pecinta alam membersihkan dengan cara membongkar jerat tersebut, yang disebut aksi sapu jerat.

Sapu jerat harimau yang dikoordinasi Forum Harimau Kita (FHK) merupakan aksi nyata keterlibatan masyarakat dalam menyelamatkan harimau sumatera sekaligus memperingati Hari Harimau Sedunia atau "Global Tiger Day 2017".

Selain di wilayah Seluma, tim relawan juga masuk ke kawasan hutan di Kabupaten Bengkulu Utara, Mukomuko, dan Kabupaten Kaur.

Menurut Rafik, empat wilayah tersebut menjadi sasaran tim sapu jerat mengingat jumlah konflik antara manusia dan harimau, termasuk angka perburuan liar cukup tinggi di wilayah itu. 

Pewarta:

Editor : Riski Maruto


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017