Bengkulu (Antara) - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo siap membawa pasar atau dunia usaha ke desa supaya bisa menyerap produk unggulan kawasan perdesaan.

"Dengan demikian, para petani dapat fokus menggarap produk unggulan mereka agar skala produksinya meningkat," kata Menteri Eko Putro Sandjojo di Bengkulu, Selasa.

Dia mencontohkan di Kabupaten Bengkulu Selatan Provinsi Bengkulu terdapat sentra produksi jagung yang besar sehingga tentu hasilnya membutuhkan pasar yang mampu menampungnya.

"Kita bawa pasarnya ke desa melalui kemitraan BUMDes. BUMDes nantinya bisa jadi penyalur kebutuhan pertanian dan menyerap produksi komoditas desa," kata dia.

Seperti di Kabupaten Bengkulu Selatan, Bupati setempat berkomitmen untuk menanam jagung di lahan seluas 20.000 hektare. Jika sekali panen menghasilkan lima sampai tujuh ton dengan harga jual Rp3.000 perkilogram, maka dalam satu kali panen akan hasilkan Rp 300 milyar setahun.

Terlebih lagi, lanjut Menteri Eko, masyarakat ke depan akan merasakan manfaat yang semakin besar jika membangun embung.

Dalam hitungannya, suplai air dari embung akan mampu membuat lahan jagung panen setidaknya dua kali dalam setahun, maka hasil pendapatan yang dicapai diperkirakan Rp600 miliar pertahunnya atau lebih dari setengah APBD kabupaten tersebut.

"Pemerintah nanti akan bantu sarana prasarananya yang akan disalurkan lewat BUMDes. Semakin produksinya bagus, dunia usaha pasti tertarik bangun sarana pascapanen, seperti gudang, mesin pengering, dan lainnya," ujarnya.

Jika empat program prioritas yakni menentukan produk unggulan kawasan perdesaan (Prukades), mengembangkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), membangun embung air desa dan membangun sarana olahraga desa direalisasikan dengan baik, Menteri Eko menilai tidak akan ada lagi desa tertinggal dalam satu hingga dua tahun ke depan.

"Mari bersama-sama sukseskan program ini," ujarnya.***3***

Pewarta: Boyke LW

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017