Rejang Lebong (Antara) - Pengurus Palang Merah Indonesia Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, menyebutkan kebutuhan darah bagi pasien yang berobat di rumah sakit setempat setiap bulan mencapai 300 kantong.

Ketua PMI Kabupaten Rejang Lebong, Hendra Wahyudiansyah di Rejang Lebong, Rabu, mengatakan kebutuhan darah di daerah ini sebagian besar untuk operasi di RSUD Curup serta sejumlah klinik lainnya.

"Kebutuhan darah per bulan mencapai 300 kantong atau per hari 10 kantong. Kebutuhan darah didapatkan dari pendonor tetap, kemudian dari kegiatan roadshow donor darah yang dilakukan dari dinas ke dinas, TNI/Polri serta kegiatan sosial yang dilaksanakan lembaga lainnya," kata Hendra Wahyudiansyah.

Sejauh ini pihaknya belum menemui kendala dalam pemenuhan kebutuhan darah di Rejang Lebong kendati darah yang mereka himpun ini bukan hanya dimanfaatkan oleh warga daerah itu tetapi juga warga dari beberapa daerah tetangga seperti Kabupaten Kepahiang, Lebong maupun Lubuklinggau, Sumsel yang berobat di Rejang Lebong.

Sementara itu, dalam penghimpunan darah dari pendonor tambah dia, pihaknya kesulitan mendapatkan darah jenis AB, karena memang golongan darah itu jumlahnya sedikit sehingga jika ada yang membutuhkannya harus menunggu lama.

"Golongan darah AB ini paling sulit mendapatkannya, untuk stok darah di PMI saja hanya mendapatkan enam kantong sedangkan untuk golongan darah lainnya stoknya bisa diatas 30 kantong," ujarnya.

Untuk stok darah yang ada di bank darah PMI Rejang Lebong kata dia, saat ini sebanyak 125 kantong yang terdiri dari darah golongan A sebanyak 35 kantong, golongan B sebanyak 32 kantong, darah golongan O sebanyak 52 kantong dan darah golongan AB sebanyak enam kantong.

Ditambahkan dia, darah yang mereka himpun itu selanjutnya di salurkan kepada masyarakat yang membutuhkannya, dimana ini diberikan secara gratis kepada pasien BPJS dan Jamkesda sedangkan pasien umum dikenakan biaya penggantian kantong darah senilai Rp250 ribu.***4***

Pewarta: Nur Muhammad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017