Mukomuko (Antara) - Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Bengkulu telah menutup dua usaha tambang pasir galian C yang dilaporkan merusak lingkungan di Kecamatan Air Rami, Kabupaten Mukomuko.
"Dua usaha tambang pasir galian C di Kecamatan Air Rami ditutup oleh ESDM sejak tanggal 19 September 2017. Dua usaha tersebut ditutup karena aktivitasnya menggunakan mesin penyedot pasir berpotensi merusak lingkungan," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko Robin Linton, di Mukomuko, Rabu.
Ia mengatakan hal itu menindaklanjuti surat dari Dinas ESDM Provinsi Bengkulu terkait penutupan dua usaha tambang pasir di Kecamatan Air Rami.
Menurutnya, selanjutnya petugas instansinya akan melakukan kajian teknis tentang pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang baru di lokasi tambang pasir tersebut.
Pihak ESDM telah mengeluarkan izin usaha penambangan kepada dua usaha tambang pasir itu selama tiga tahun, namun dalam perjalanannya selama setahun ini membawa dampak terhadap lingkungan.
Dia menyatakan, dua usaha tambang pasir itu mengambil pasir dalam kolam yang berada dekat permukiman penduduk dan Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum).
"Kalau dibiarkan, dikhawatirkan dampak lingkungan jangka panjang terhadap permukiman penduduk dan Jalinsum," ujarnya pula.
Ia menyatakan, berdasarkan kajian instansi itu, dalam kolam tersebut tidak ada material pengganti yang masuk, sehingga di lokasi itu reklamasi berjalan tidak sukses.
Ia mempertanyakan, material pengganti untuk mereklamasi bekas galian tambang pasir di lokasi tersebut.
Untuk itu, pihaknya akan melakukan kajian teknis terkait izin lingkungan untuk dua tempat usaha tambang pasir di wilayah tersebut.
Namun, ia menilai, dua usaha tambang pasir itu tidak efektif lagi melakukan aktivitas di lokasi tersebut karena mereka tidak akan mampu melakukan aktivitas penambangan secara manual.
Menurutnya, instansinya sulit untuk memberikan rekomendasi kepada dua usaha itu menggunakan mesin penyedot pasir.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017
"Dua usaha tambang pasir galian C di Kecamatan Air Rami ditutup oleh ESDM sejak tanggal 19 September 2017. Dua usaha tersebut ditutup karena aktivitasnya menggunakan mesin penyedot pasir berpotensi merusak lingkungan," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko Robin Linton, di Mukomuko, Rabu.
Ia mengatakan hal itu menindaklanjuti surat dari Dinas ESDM Provinsi Bengkulu terkait penutupan dua usaha tambang pasir di Kecamatan Air Rami.
Menurutnya, selanjutnya petugas instansinya akan melakukan kajian teknis tentang pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang baru di lokasi tambang pasir tersebut.
Pihak ESDM telah mengeluarkan izin usaha penambangan kepada dua usaha tambang pasir itu selama tiga tahun, namun dalam perjalanannya selama setahun ini membawa dampak terhadap lingkungan.
Dia menyatakan, dua usaha tambang pasir itu mengambil pasir dalam kolam yang berada dekat permukiman penduduk dan Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum).
"Kalau dibiarkan, dikhawatirkan dampak lingkungan jangka panjang terhadap permukiman penduduk dan Jalinsum," ujarnya pula.
Ia menyatakan, berdasarkan kajian instansi itu, dalam kolam tersebut tidak ada material pengganti yang masuk, sehingga di lokasi itu reklamasi berjalan tidak sukses.
Ia mempertanyakan, material pengganti untuk mereklamasi bekas galian tambang pasir di lokasi tersebut.
Untuk itu, pihaknya akan melakukan kajian teknis terkait izin lingkungan untuk dua tempat usaha tambang pasir di wilayah tersebut.
Namun, ia menilai, dua usaha tambang pasir itu tidak efektif lagi melakukan aktivitas di lokasi tersebut karena mereka tidak akan mampu melakukan aktivitas penambangan secara manual.
Menurutnya, instansinya sulit untuk memberikan rekomendasi kepada dua usaha itu menggunakan mesin penyedot pasir.***3***
Editor : Musriadi
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017