Bengkulu (Antara) - Pemerintah Jepang membantu program pengurangan risiko bencana gempa bumi dan tsunami di sejumlah daerah di Provinsi Bengkulu lewat kerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Bengkulu.

"Dua tahun ini Jepang mendukung kami lewat program pengurangan risiko bencana terpadu berbasis masyarakat," kata Wakil Ketua PMI Provinsi Bengkulu Asnawi Lamat saat puncak peringatan hari ulang tahun PMI ke-72 di Bengkulu, Jumat.

Ia mengatakan kerja sama yang dilakukan antara Palang Merah Jepang bersama PMI Provinsi Bengkulu antara lain, Program Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (SIBAT) di sejumlah desa dan kelurahan di tiga kabupaten/kota.

Tidak hanya membentuk masyarakat yang siaga bencana, program ini juga menyasar ke peningkatan ekonomi masyarakat lokal.

Tiga kabupaten dan kota yang menjadi sasaran program sesuai dengan kerentanan dan ancaman bencana yakni Kota Bengkulu, Kabupaten Seluma dan Kabupaten Kaur.

Ketiga kabupaten dan kota ini berada di sepanjang pesisir Pantai Barat Bengkulu yang rawan bencana gempa bumi dan tsunami.

"Program ini direncanakan berlangsung tiga tahun yang bertujuan menciptakan masyarakat yang tangguh bencana gempa bumi dan tsunami," katanya.

Alwi menambahkan Bengkulu merupakan daerah rawan bencana gempa dan tsunami, sebab berada pada pertemuan lempeng aktif Indoaustralia dan Eurasia.

Tabrakan antarlempeng tektonik tersebut membentuk jalur gempa dengan ribuan titik pusat gempa yang menjadikan Indonesia, termasuk Bengkulu sangat rawan gempa bumi. ***4***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017