Bengkulu (Antara) - Komunitas Mangrove Bengkulu bersama puluhan pelajar SMP Negeri 21 Seluma menanam 400 bibit mangrove jenis Bruguera sp dan Rhizophora stylosa di muara Sungai Kungkai, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu.
"Muara Sungai Kungkai adalah habitat mangrove tapi kondisinya memprihatinkan terdegradasi, jadi penanaman ini upaya rehabilitasi," kata Koordinator Komunitas Mangrove Bengkulu Riki Rahmansyah di Bengkulu, Minggu.
Penanaman ratusan bibit mangrove bersama sejumlah warga dan para pelajar itu diharapkan meningkatkan kesadaran mereka tentang pentingnya menjaga ekosistem mangrove sekaligus terlibat langsung menghijaukan dan menjaga kelestariannya.
Sebelum menanam mangrove, terlebih dahulu digelar diskusi tentang pentingnya pelestarian hutan pantai, termasuk ekosistem mangrove.
"Hutan mangrove menjadi benteng penahan abrasi dan menjadi tempat memijah biota laut, termasuk jenis udang dan kepiting yang bisa diambil untuk dijual," kata Riki.
Apalagi pesisir pantai Desa Kungkai Baru berhadapan langsung dengan Samudera Hindia sehingga gelombang tinggi terus mengikis daratan yang mengancam kebun warga.
Guru SMP Negeri 21 Seluma, Andri mengatakan keterlibatan para pelajar diharapkan meningkatkan kepedulian mereka dan pengenalan sejak dini tentang pelestarian ekosistem mangrove dan fungsinya melindungi pesisir.
"Memang sudah sering dilakukan penanaman, tapi jenis cemara," kata dia.
Sekretaris Desa Kungkai Baru, Eka Haryanti mengapresiasi kegiatan yang digagas Komunitas Mangrove Bengkulu atas dukungan "Australia Award in Indonesia" melalui skema Alumni Grant Scheme itu.
Penamanan jenis mangrove menurut dia cukup jarang dilakukan karena keterbatasan sumber bibit."Sedangkan kalau tanam cemara memang tumbuh tapi tumbang juga kalau digerus ombak tinggi," katanya.
Desa Kungkai Baru berada di pesisir Pantai Barat Sumatera, dapat ditempuh berkendara roda empat selama satu jam dari Kota Bengkulu.***1***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017
"Muara Sungai Kungkai adalah habitat mangrove tapi kondisinya memprihatinkan terdegradasi, jadi penanaman ini upaya rehabilitasi," kata Koordinator Komunitas Mangrove Bengkulu Riki Rahmansyah di Bengkulu, Minggu.
Penanaman ratusan bibit mangrove bersama sejumlah warga dan para pelajar itu diharapkan meningkatkan kesadaran mereka tentang pentingnya menjaga ekosistem mangrove sekaligus terlibat langsung menghijaukan dan menjaga kelestariannya.
Sebelum menanam mangrove, terlebih dahulu digelar diskusi tentang pentingnya pelestarian hutan pantai, termasuk ekosistem mangrove.
"Hutan mangrove menjadi benteng penahan abrasi dan menjadi tempat memijah biota laut, termasuk jenis udang dan kepiting yang bisa diambil untuk dijual," kata Riki.
Apalagi pesisir pantai Desa Kungkai Baru berhadapan langsung dengan Samudera Hindia sehingga gelombang tinggi terus mengikis daratan yang mengancam kebun warga.
Guru SMP Negeri 21 Seluma, Andri mengatakan keterlibatan para pelajar diharapkan meningkatkan kepedulian mereka dan pengenalan sejak dini tentang pelestarian ekosistem mangrove dan fungsinya melindungi pesisir.
"Memang sudah sering dilakukan penanaman, tapi jenis cemara," kata dia.
Sekretaris Desa Kungkai Baru, Eka Haryanti mengapresiasi kegiatan yang digagas Komunitas Mangrove Bengkulu atas dukungan "Australia Award in Indonesia" melalui skema Alumni Grant Scheme itu.
Penamanan jenis mangrove menurut dia cukup jarang dilakukan karena keterbatasan sumber bibit."Sedangkan kalau tanam cemara memang tumbuh tapi tumbang juga kalau digerus ombak tinggi," katanya.
Desa Kungkai Baru berada di pesisir Pantai Barat Sumatera, dapat ditempuh berkendara roda empat selama satu jam dari Kota Bengkulu.***1***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017