Rejang Lebong (Antara) - Putusnya jembatang gantung di Desa Lubuk Ubar, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, telah menghambat aktivitas warga di daerah itu baik untuk ke kebun maupun daerah lainnya.

"Dengan putusnya jembatan yang ada di Dusun I Desa Lubuk Ubar tersebut menimbulkan keresahan ditengah-tengah warga. Karena dengan putusnya jembatan tersebut menghambat aktivitas warga yang akan berkebun atau tempat lainnya," kata Kepala Desa Lubuk Ubar, Kecamatan Curup Selatan, Harpin ditemui, Minggu.

Jembatan gantung yang membelah Sungai Musi yang ada di desa tersebut selama ini dijadikan sarana transportasi satu-satunya menghubungkan dengan desa induk.

Berita terkait: Puluhan Pelajar Terjatuh Akibat Jembatan Gantung Putus

Putus jembatan ini mengakibatkan warga yang akan ke kebun atau warga dari seberang hendak ke desa induk terpaksa harus memutar dengan jarak tempuh yang cukup jauh. Untuk itu dia berharap agar jembatan gantung yang putus ini bisa segera diperbaiki.

Di seberang sungai ini setidaknya terdapat 10 KK warga Desa Lubuk Ubar yang membuat rumah permanen di wilayah perkebunan mereka.

Dia akan berkoordinasi dengan pihak SMPN 8 Rejang Lebong guna menuntut tanggung jawab mereka karena putusnya jembatan yang dibangun pada 1992 itu akibat adanya puluhan pelajar sekolah itu yang bermain di atas jembatan sehingga menyebabkan tali sling baja jembatan gantung putus.

"Jembatan itu terputus karena pelajar bermain di atasnya, kemudian waktu itu masih waktu sekolah sehingga untuk perbaikannya kita akan berkoordinasi dengan pihak sekolah," ujarnya.

Sebelumnya, Jumat (13/10) sekitar pukul 12.10 WIB, 27 pelajar SMPN 8 Rejang Lebong terjatuh dan masuk ke sungai di Desa Lubuk Ubar setelah jembatan gantung yang membelah Sungai Musi yang ada di daerah itu terputus, tetapi beruntung kejadian ini tidak memakan korban jiwa. ***4***

Pewarta: Nur Muhammad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017