Jakarta (Antara) - Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Guérend menyatakan jumlah pelajar Indonesia yang menempuh pendidikan di Eropa relatif kecil, dibanding negara Asia Tenggara lainnya seperti Vietnam, Thailand, dan Malaysia.

"Ini sebenarnya paradoks karena populasi Indonesia lebih besar dibandingkan negara-negara itu," kata dia usai pembukaan Pameran Pendidikan Tinggi Eropa (EHEF) di Balai Kartini, Jakarta, Sabtu.

Meski jumlah pelajar Indonesia yang berangkat ke Eropa terus meningkat dari 6.300 orang pada 2016 menjadi sekitar 11.000 orang saat ini, Dubes Guérend mengaku jumlah tersebut belum bisa menyaingi jumlah pelajar dari negara lain, bahkan yang populasi atau luas wilayahnya lebih kecil dari Indonesia.

Fakta ini, menurut dia, tidak hanya terjadi di Eropa tetapi juga di Amerika Serikat dan Australia.

Salah satu faktor yang menyebabkan sedikitnya orang Indonesia belajar di luar negeri, kata dia, mungkin karena luas wilayah dan populasi.

"Biasanya negara besar cenderung kurang terbuka kepada dunia. Tetapi bisa juga berkaitan dengan karakter orangnya atau sistem pendidikan di sini," tutur Guérend.

Merujuk pada fakta tersebut, Uni Eropa menggelar EHEF ke-9 yang diikuti 138 lembaga pendidikan tinggi dari 14 negara Eropa untuk mendorong minat pelajar Indonesia melanjutkan pendidikan di Benua Biru itu.

Biaya studi yang sangat mahal jika dibandingkan dengan Indonesia, menurut Guérend, tidak bisa menjadi alasan untuk pelajar Indonesia tidak "go international" karena kini semakin banyak beasiswa dan fasilitas pembiayaan yang tersedia.

Program Erasmus+ misalnya, setiap tahun memberikan beasiswa bagi 1.600 siswa dan dosen dari Indonesia, selain juga beasiswa dari pemerintah RI maupun dari masing-masing negara anggota Uni Eropa.

"Pasti ada kendala soal biaya, tetapi kan itu juga yang dihadapi pelajar dari Vietnam, Malaysia, dan Thailand. Bukan berarti karena alasan itu anda tidak bisa menemukan cara untuk belajar ke luar negeri," tutur dia.

Mengutip pidato Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde saat berkunjung ke Tanah Air pada 2015 lalu, Guérend pun meyakini bahwa anak muda Indonesia sebenarnya sangat cerdas, dinamis, dan sangat berpotensi untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri.

"Saya sangat setuju saat Ibu Lagarde meminta anak muda Indonesia untuk percaya diri dan tidak takut untuk menunjukkan diri mereka ke dunia karena sebenarnya mereka punya aset yang besar," ujarnya. ***4***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017