Rejang Lebong (Antara) - Populasi hewan penular rabies (HPR) di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, saat ini tertinggi dibandingkan dengan sembilan kabupaten dan kota lainnya di provinsi tersebut.

Kepala Puskeswan Curup, drh Firi Asdianto di Rejang Lebong, Jumat, mengatakan jumlah populasi HPR dari jenis anjing, kera dan kucing di wilayah itu diperkirakan lebih dari 40.000 ekor, jumlah ini terus bertambah karena pada tahun ini tidak ada program eliminasi anjing liar.

"Program eliminasi anjing liar pada tahun ini tidak ada, karena eliminasi dilakukan berdasarkan situasional dan tidak dilakukan sembarangan," katanya.

Tidak adanya program eliminasi HPR jenis anjing yang dilaksanakan di daerah itu selain pertimbangan situasional, juga berdasarkan banyaknya laporan dari masyarakat yang menyebutkan keberadaan anjing liar atau anjing yang tidak bertuan di wilayah mereka sehingga perlu dilakukan eliminasi.

Kendati di Kabupaten Rejang Lebong pada tahun ini tidak ada program eliminasi namun pihaknya selama ini sudah melaksanakan program vaksinasi HPR gratis yang dilaksanakan setiap tahun dan dilaksanakan di 15 kecamatan.

"Walaupun tahin ini tidak ada eliminasi, akan tetapi masih diimbangi dengan pemberian vaksin rabies terhadap HPR milik warga dalam kecamatan masing-masing," ujarnya.

Sejauh ini dari laporan Dinas Kesehatan Rejang Lebong diketahui kasus gigitan HPR yang terjadi di wilayah itu terhitung Januari akhir November lalu mencapai 144 kasus, namun dari sekian banyak kasus gigitan HPR ini dari pemeriksaan laboratorium Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu terhadap anjing yang menggigit korbannya diketahui belum ada HPR yang dinyatakan positif tertular rabies.

Dia mengimbau kalangan masyarakat setempat yang memiliki hewan peliharaan berupa anjing, kucing dan kera agar secara aktif setiap tahunnya mengikuti program vaksinasi rabies yang mereka laksanakan secara gratis. ***4***

Pewarta: Nur Muhammad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017