Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Anggota Kelompok Sadar Wisata Kelurahan Kemumu, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, memetakan potensi ekowisata di desa yang berbatasan dengan Hutan Lindung Boven Lais itu.
"Kami menganalisis potensi yang paling besar adalah ekowisata. Jadi wisata dan pelestarian alam," kata Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kelurahan Kemumu Riki Septian di Bengkulu, Senin.
Ia mengatakan pemetaan dan pengembangan potensi wisata desa itu disusun bersama kelompok mahasiswa Jurusan Kehutanan Universitas Bengkulu yang bergabung dalam Wahana Rimbawan Konservasi Hutan (Warisan).
Pemetaan tahap awal, kata dia, telah menyusuri potensi wahana air, yakni tubing di aliran Sungai Kemumu.
Selain di Sungai Kemumu, potensi pengembangan wahana air juga terdapat di "lorong watu", yakni aliran anak Sungai Kemumu yang disebut warga Kali Kemumu.
Objek wisata itu dapat ditempuh dalam waktu 15 menit dari Kota Argamakmur, Ibu Kota Kabupaten Bengkulu Utara, dan membutuhkan waktu 1,5 jam berkendara roda dua dari Kota Bengkulu.
Ia mengharapkan akses jalan ke lokasi wisata itu diprioritaskan pembangunannya oleh Pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara.
Dengan akses yagn memadai, dua wisata tersebut diprediksi akan menjadi wisata favorit di Bengkulu Utara, selain objek wisata air terjun Kepala Siring Kemumu yang selama ini menjadi andalan untuk menggaet wisatawan.
"Kami juga sudah menyiapkan fasilitas untuk bermain tubing. Saat ini sedang survei lokasi titik awal dan akhir," ujarnya.
Selain wisata yang mengandalkan wahana air, Kelurahan Kemumu juga memiliki objek wisata andalan yang sudah terlebih dahulu dikenal, yakni habitat bunga langka Rafflesia arnoldii dan Rafflesia gadutensis serta Rafflesia Kemumu yang belum lama ini teridentifikasi.
Riki mengharapkan pengembangan wahana air dapat dipadukan dengan ekowisata habitat bunga langka tersebut.
Ia juga berharap keberadaan objek wisata itu dapat menciptakan sumber mata pencaharian baru bagi warga setempat dengan menyediakan peralatan untuk bermain air, membuka warung makanan dan souvenir untuk buah tangan para wisatawan.***1***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018
"Kami menganalisis potensi yang paling besar adalah ekowisata. Jadi wisata dan pelestarian alam," kata Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kelurahan Kemumu Riki Septian di Bengkulu, Senin.
Ia mengatakan pemetaan dan pengembangan potensi wisata desa itu disusun bersama kelompok mahasiswa Jurusan Kehutanan Universitas Bengkulu yang bergabung dalam Wahana Rimbawan Konservasi Hutan (Warisan).
Pemetaan tahap awal, kata dia, telah menyusuri potensi wahana air, yakni tubing di aliran Sungai Kemumu.
Selain di Sungai Kemumu, potensi pengembangan wahana air juga terdapat di "lorong watu", yakni aliran anak Sungai Kemumu yang disebut warga Kali Kemumu.
Objek wisata itu dapat ditempuh dalam waktu 15 menit dari Kota Argamakmur, Ibu Kota Kabupaten Bengkulu Utara, dan membutuhkan waktu 1,5 jam berkendara roda dua dari Kota Bengkulu.
Ia mengharapkan akses jalan ke lokasi wisata itu diprioritaskan pembangunannya oleh Pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara.
Dengan akses yagn memadai, dua wisata tersebut diprediksi akan menjadi wisata favorit di Bengkulu Utara, selain objek wisata air terjun Kepala Siring Kemumu yang selama ini menjadi andalan untuk menggaet wisatawan.
"Kami juga sudah menyiapkan fasilitas untuk bermain tubing. Saat ini sedang survei lokasi titik awal dan akhir," ujarnya.
Selain wisata yang mengandalkan wahana air, Kelurahan Kemumu juga memiliki objek wisata andalan yang sudah terlebih dahulu dikenal, yakni habitat bunga langka Rafflesia arnoldii dan Rafflesia gadutensis serta Rafflesia Kemumu yang belum lama ini teridentifikasi.
Riki mengharapkan pengembangan wahana air dapat dipadukan dengan ekowisata habitat bunga langka tersebut.
Ia juga berharap keberadaan objek wisata itu dapat menciptakan sumber mata pencaharian baru bagi warga setempat dengan menyediakan peralatan untuk bermain air, membuka warung makanan dan souvenir untuk buah tangan para wisatawan.***1***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018