Mukomuko (Antaranews Bengkulu) - Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menyatakan sekitar seperempat hektare tanaman cabai merah puso atau gagal panen diduga akibat drainase yang tidak bagus sehingga tanaman mudah terendam banjir saat musim hujan.
"Berdasarkan kesimpulan sementara drainase lahan tersebut tidak bagus sehingga ada beberapa kali lahan tersebut terendam banjir saat musim hujan," kata Kabid Tanaman Pangan dan Hortukultura Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Wahyu Hidayat di Mukomuko, Selasa.
Ia mengatakan hal itu menindaklanjuti hasil peninjauan lokasi lahan tanaman cabai yang gagal panen di daerah itu.
Ia menyatakan, instansinya tidak bisa identifikasi jenis hama penyakit yang menyerang tanaman cabai merah milik petani tersebut karena identifikasi dilakukan setelah tanaman cabai itu mengalami kekeringan.
Ia menyatakan, instansinya hanya menerima laporan terkait kondisi tanaman cabai merah tersebut dari petani setempat.
Berdasarkan laporan dari petani setempat, sebelum tanaman cabai puso, daun tua tanaman itu berlendir, termasuk bagian lain tanaman itu juga berlendir.
"Bagian daun tanaman itu berlendir diduga karena ada pengaruh genangan air yang merendam tanaman cabai itu," ujarnya.
Sebelum drainase di lahan tanaman cabai merah itu bagus, ia menyarankan, agar petani setempat menanam komoditi lain.
Sekarang ini, katanya, petani setempat mengganti komoditasnya dari tanaman cabai merah menjadi tanaman terong. ***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018
"Berdasarkan kesimpulan sementara drainase lahan tersebut tidak bagus sehingga ada beberapa kali lahan tersebut terendam banjir saat musim hujan," kata Kabid Tanaman Pangan dan Hortukultura Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Wahyu Hidayat di Mukomuko, Selasa.
Ia mengatakan hal itu menindaklanjuti hasil peninjauan lokasi lahan tanaman cabai yang gagal panen di daerah itu.
Ia menyatakan, instansinya tidak bisa identifikasi jenis hama penyakit yang menyerang tanaman cabai merah milik petani tersebut karena identifikasi dilakukan setelah tanaman cabai itu mengalami kekeringan.
Ia menyatakan, instansinya hanya menerima laporan terkait kondisi tanaman cabai merah tersebut dari petani setempat.
Berdasarkan laporan dari petani setempat, sebelum tanaman cabai puso, daun tua tanaman itu berlendir, termasuk bagian lain tanaman itu juga berlendir.
"Bagian daun tanaman itu berlendir diduga karena ada pengaruh genangan air yang merendam tanaman cabai itu," ujarnya.
Sebelum drainase di lahan tanaman cabai merah itu bagus, ia menyarankan, agar petani setempat menanam komoditi lain.
Sekarang ini, katanya, petani setempat mengganti komoditasnya dari tanaman cabai merah menjadi tanaman terong. ***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018