Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Warga Pulau Enggano, pulau terluar di Provinsi Bengkulu mengharapkan pemerintah memperbolehkan pengiriman bahan bakar minyak menggunakan kapal perintis Sabuk Nusantara yang dioperasionalkan PT Pelni, selama kapal feri Pulo Tello menjalani perawatan rutin.

"Setiap kapal feri docking di Jakarta, pengiriman BBM selalu lumpuh. Kami harapkan ada kebijakan untuk mengirim BBM dengan kapal perintis," kata Kepala Suku Kaitora Pulau Enggano, Raffli Kaitora di Bengkulu, Selasa.

Ia mengatakan sejak 24 Desember 2017 belum ada pasokan BBM ke pulau terluar yang dihuni lebih 3.000 jiwa penduduk itu.

Pasokan BBM terkendala karena kapal feri Pulo Tello yang dioperasikan PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan menjalani "docking" di Jakarta selama lebih satu bulan.

"Seharusnya untuk mengisi kekosongan angkutan BBM, kapal perintis bisa digunakan satu trip berlayar khusus membawa minyak," ujarnya.

Saat ini, kata Raffli, aktivitas warga di pulau terluar itu nyaris lumpuh total akibat kekosongan BBM.

Kondisi itu dibenarkan Kepala Desa Apoho, Reddy Heloman yang menyebutkan aktivitas pelajar, nelayan dan angkutan hasil bumi terhenti akibat BBM kosong di pulau itu.

"Bahkan listrik dari PLN yang dihasilkan tenaga diesel sudah mati dari kemarin subuh karena BBM habis," kata Ketua Forum Komunikasi Kepala Desa Kecamatan Enggano ini.

Pulau Enggano yang berada di tengah Samudera Hindia merupakan pulau terluar yang masuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu.

Ada dua kapal yakni perintis Sabuk Nusantara dan kapal feri Pulo Tello yang menjadi andalan warga masyarakat untuk menyeberang dari Enggano menuju Kota Bengkulu dengan waktu tempuh 12 jam dalam kondisi cuaca normal.***1***

Pewarta: Helti Marini S

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018