Kulon Progo (ANTARA Bengkulu) - Omzet batik "Kirana Batik" di Desa Gulurejo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami kenaikan hingga 35 persen menjelang libur Lebaran 2012.

"Kenaikan omzet sudah berlangsung sejak satu minggu sebelum puasa, dan biasanya akan terus naik sampai satu minggu sebelum Lebaran. Untuk sementara ini kenaikannya sekitar Rp35 persen," kata pemilik "Karina Batik" di Dusun Mendiro, Desa Gurulrejo, Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulon Progo Iswanti di Kulon Progo, Jumat.

Ia mengatakan, omzet batik cap yang rata-rata Rp200 juta per bulan naik menjadi Rp245 juta, sedangkan batik tulis yang rata-rata Rp100 juta per bulan naik menjadi Rp175 juta selama dua minggu terakhir.

"Batik yang kami produksi dijual di toko-toko batik besar di Kota Yogyakarta. Sebelum libur Lebaran biasanya toko membeli dalam jumlah banyak untuk persediaan menjelang Lebaran dan liburan Lebaran," kata dia.

Motif batik yang ditawarkan "Karina Batik", kata dia, merupakan motif klasik karena konsumennya mayoritas menyukai motif klasik, seperti "Wahyu Temurun", "Sekar Jagad", dan "Lintang Trenggono".

"Motif klasik sangat cocok untuk bawahan, karena motifnya sangat netral untuk segala tempat dan situasi serta dapat dipadupadankan dengan kebaya modern. Selain itu, kami juga memproduksi motif minimalis dan motif "Gletak"," kata Iswanti.

Ia mengatakan, harga batik yang ditawarkan juga sangat beragam. Harga batik tulis mulai dari Rp120.000-Rp170.000 yang ditentukan tingkat kesulitan motif dan jenis kain yang dipakai, sedangkan batik cap berkisar Rp60.000-Rp90.000.

"Saat ini, batik hasil produksi dari "Karina Batik" masih di seputar Kota Yogyakarta. Kami 'kualahan' memenuhi permintaan untuk lokal. Sementara waktu, kami belum mampu memenuhi permintaan dari luar Yogyakarta," kata dia.

Ia mengatakan, untuk mengerjakan batik-batik klasiknya itu, pihaknya memiliki sembilan karyawan di rumah dan 10 perajin batik rumahan. (ANT)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012