Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Ratusan nelayan tradisional di Kelurahan Malabero, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, berkumpul dan menggelar sujud syukur, Jumat sore, untuk mendoakan laut Bengkulu bebas dari penggunaan alat tangkap pukat harimau atau trawl.

"Kami mendoakan pesisir dan laut Bengkulu bebas dari alat tangkap terlarang trawl yang jelas-jelas merusak ekosistem laut," kata tokoh nelayan Malabero, Zaelani di Bengkulu, Jumat.

Menurut dia kegiatan yang digelar di tepi Pantai Tapak paderi itu sebagai bagian dari perjuangan para nelayan tradisional untuk membebaskan laut Bengkulu dari penggunaan alat tangkap terlarang itu.

Doa bersama tersebut diawali dengan penyampaian beberapa sambutan dari perwakilan nelayan dan para mahasiswa yang mendukung aspirasi nelayan untuk menghentikan trawl.

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UMB), Kelvin Aldo mengatakan ketegasan pemerintah dan aparat penegak hukum untuk menertibkan penggunaan trawl.
 
Nelayan tradisional di Kelurahan Malabero berkumpul dan menggelar sujud syukur, Jumat sore, untuk mendoakan laut Bengkulu bebas dari penggunaan trawl. (Foto Antarabengkulu)

"Sebaiknya alat tangkap trawl milik nelayan itu disita dulu sebelum penggantian alat tangkap yang ramah lingkungan," kata Kelvin.

Sementara perwakilan nelayan lainnya, Sirajudin mengatakan perjuangan nelayan masih panjang untuk membebaskan Bengkulu dari trawl.

Karena itu, dukungan dari semua pihak termasuk mahasiswa dan aktivis lingkungan sangat dibutuhkan untuk menjamin kelestarian laut Bengkulu.

Setelah penyampaian kata sambutan dari perwakilan mahasiswa dan para nelayan, doa sujud syukur dipimpin Ustad Abraha Rohulkudus.

Sebelum memimpin doa, ustad dalam ceramahnya mengimbau nelayan menjaga ekosistem laut agar lestari dan dapat dinikmati anak cucu.
 


Baca juga: Dirjen janjikan trawl bersih dari laut Bengkulu

Pewarta: Helti Marini S

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018