Moskow (Antaranews Bengkulu) - Para karyawan kedutaan besar Inggris berkumpul di beberapa tempat di kedutaan itu di Moskow pada Jumat menjelang batas waktu yang ditetapkan Rusia bagi 23 diplomat untuk pergi sebagai balasan atas pengusiran 23 diplomat Rusia oleh London dalam perselisihan mata-mata.

Operator kamera Reuters melihat orang-orang berpelukan para koleganya, menjelang batas waktu bagi keberangkatan dari Rusia, dan kendaraan-kendaraan dipersiapkan di halaman kedutaan Inggris.

Rusia mengusir 23 diplomat Inggris Sabtu lalu sebagai langkah balasan terhadap London, yang menuding Kremlin berada di belakang serangan racun saraf atas seorang mata-mata ganda Rusia dan puterinya di Inggris Selatan.

Tiga bus dengan pelat nomor diplomatik meninggalkan kedutaan besar Rusia di London pada Selasa (20/3) ketika 23 diplomat yang diusir oleh Perdana Menteri Theresa May atas serangan racun saraf kelas militer kembali ke Moskow.

Para pekerja kedutaan besar Rusia itu melambaikan tangan kepada para diplomat dan keluarga mereka yang meninggalkan tempat tersebut ketika bus mulai bergerak, menurut seorang fotografer Reuters di tempat kejadian.

Pada Rabu lalu, setelah serangan ofensif pertama yang diketahui dari racun saraf di tanah Eropa sejak Perang Dunia II, PM May memberi waktu kepada 23 orang Rusia, yang menurutnya, adalah mata-mata yang bekerja di bawah perlindungan diplomatik di kedutaan besar, seminggu untuk pergi.

Sebelumnya, menteri luar negeri Inggris meningkatkan kritik London terhadap Moskow terkait serangan racun saraf terhadap mantan agen ganda Rusia di Inggris, menyebut penyangkalan Rusia dari tanggung jawab "semakin tidak masuk akal".

Boris Johnson, yang memberikan paparan singkat pada mitra menteri luar negerinya di Uni Eropa di Brussels pada awal pekan ini, juga mendapatkan dukungan baru dari kelompok tersebut, meskipun diplomat memperingatkan bahwa kemungkinan tidak ada sanksi ekonomi baru atas Rusia terkait serangan tersebut.

"Penyangkalan Rusia semakin tidak masuk akal," kata Johnson kepada wartawan saat tiba untuk menghadiri pertemuan bulanan tersebut, yang digelar sehari setelah Vladimir Putin terpilih kembali untuk masa jabatan enam tahun berikutnya sebagai presiden Rusia.

"Ini strategi klasik Rusia. Mereka tidak membodohi orang lagi," kata Johnson. "Hampir tidak ada negara di sekitar sini di Brussel yang belum terpengaruh dalam beberapa tahun belakangan ini dengan perilaku Rusia yang merugikan atau mengganggu," tambahnya.

Rusia membantah terlibat dalam percobaan pembunuhan Sergei Skripal dan putrinya, Yulia, dalam bentuk penggunaan pertama gas syaraf yang diketahui di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.

Moskow mengumumkan pengusiran 23 diplomat Inggris dalam sebuah respons langsung terhadap keputusan Inggris pekan lalu untuk mengusir 23 diplomat Rusia dari London.

Pewarta: -

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018