Rejang Lebong (Antaranews Bengkulu) - Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu menggelar lomba rakit tradisional di Sungai Musi daerah ini.
Ketua FORMI Rejang Lebong Wahyudi Handika, ditemui di lokasi kegiatan di Desa Tanjung Beringin, Kecamatan Curup Utara, Selasa, mengatakan lomba rakit tradisional tersebut diikuti oleh 40 regu yang berasal dari 15 kecamatan di Rejang Lebong.
"Lomba rakit bambu ini dicetuskan oleh Mahasiswa Pencita Alam STAIN Curup dan didukung oleh FORMI Rejang Lebong," katanya pula.
Lomba rakit tradisional yang dilaksanakan di Sungai Musi Desa Tanjung Beringin itu, kata dia, merupakan olahraga tradisional pada 2009 lalu pernah dilaksanakan di Sungai Desa Suka Datang, Kecamatan Curup Utara, namun seterusnya tidak pernah diselenggarakan lagi.
Perlombaan mengemudikan laju rakit bambu yang mereka laksanakan itu harus diikuti oleh setiap regu dengan rute perlombaan harus melawan arus berjarak tempuh mencapai 100 meter.
Selain arus deras dengan dasar bebatuan, setiap regu harus bekerja keras guna mengendalikan laju rakitnya dengan menggunakan galah untuk mencapai garis finis.
Lomba rakit yang mereka laksanakan kali ini, kata Andi, akan berlangsung selama dua hari, yakni 17-18 April.
Para pemenang perlombaan ini nantinya selain akan mendapatkan piala, piagam, juga sejumlah uang pembinaan.
Martin, salah seorang peserta lomba rakit dari regu Kecamatan Curup Kota C saat ditemui mengaku kesulitan mengendalikan laju rakit bambu yang mereka naiki.
Menurutnya, selain sudah lama tidak bermain rakit bambu, arus Sungai Musi di daerah ini cukup deras, sehingga mereka harus mengakui kekalahan dari tim lawannya yang berasal dari Kecamatan Selupu Rejang.
"Penuh tantangan, selain harus bisa mengendalikan rakit juga harus kompak agar rakitnya tidak terbaik atau arah melajunya tidak lurus," kata Martin lagi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018
Ketua FORMI Rejang Lebong Wahyudi Handika, ditemui di lokasi kegiatan di Desa Tanjung Beringin, Kecamatan Curup Utara, Selasa, mengatakan lomba rakit tradisional tersebut diikuti oleh 40 regu yang berasal dari 15 kecamatan di Rejang Lebong.
"Lomba rakit bambu ini dicetuskan oleh Mahasiswa Pencita Alam STAIN Curup dan didukung oleh FORMI Rejang Lebong," katanya pula.
Lomba rakit tradisional yang dilaksanakan di Sungai Musi Desa Tanjung Beringin itu, kata dia, merupakan olahraga tradisional pada 2009 lalu pernah dilaksanakan di Sungai Desa Suka Datang, Kecamatan Curup Utara, namun seterusnya tidak pernah diselenggarakan lagi.
Perlombaan mengemudikan laju rakit bambu yang mereka laksanakan itu harus diikuti oleh setiap regu dengan rute perlombaan harus melawan arus berjarak tempuh mencapai 100 meter.
Selain arus deras dengan dasar bebatuan, setiap regu harus bekerja keras guna mengendalikan laju rakitnya dengan menggunakan galah untuk mencapai garis finis.
Lomba rakit yang mereka laksanakan kali ini, kata Andi, akan berlangsung selama dua hari, yakni 17-18 April.
Para pemenang perlombaan ini nantinya selain akan mendapatkan piala, piagam, juga sejumlah uang pembinaan.
Martin, salah seorang peserta lomba rakit dari regu Kecamatan Curup Kota C saat ditemui mengaku kesulitan mengendalikan laju rakit bambu yang mereka naiki.
Menurutnya, selain sudah lama tidak bermain rakit bambu, arus Sungai Musi di daerah ini cukup deras, sehingga mereka harus mengakui kekalahan dari tim lawannya yang berasal dari Kecamatan Selupu Rejang.
"Penuh tantangan, selain harus bisa mengendalikan rakit juga harus kompak agar rakitnya tidak terbaik atau arah melajunya tidak lurus," kata Martin lagi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018