Bengkulu Selatan (Antaranews Bengkulu) - Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu, terus mendorong peningkatan ketahanan pangan lokal agar menjadi sumber pendapatan yang besar bagi masyarakat di wilayah tersebut.

"Potensi pangan lokal masih belum sepenuhnya dikembangkan secara masif. Kami terus berupaya melakukan pendataan potensi dan membantu masyarakat mempopulerkan panganan lokal," kata Kepala Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Bengkulu Selatan Iskandar Az di Manna, Kamis.

Dia menuturkan tren nasi sebagai makanan pokok masyarakat masih belum dapat tergantikan oleh jenis pangan lainnya. Akibatnya, produksi pangan lokal di tingkat petani masih rendah.

Merujuk data sensus pertanian Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bengkulu Selatan pada 2017, produksi beras di daerah itu mencapai 81.459 ton. Sementara jagung hanya 17.342 ton, ubi kayu 747 ton, kacang tanah 116 ton, ubi jalar 17 ton dan kacang tanah hanya satu ton.

"Itu menunjukkan minat masyarakat masih kurang terhadap pangan lokal karena makanan alternatif ini jarang dihidangkan dalam berbagai acara publik," katanya.

Iskandar melanjutkan, pola konsumsi pangan yang masih bergantung dengan beras akan menjadikan kemandirian pangan masyarakat menjadi rapuh. Oleh karena itu, pangan alternatif perlu digalakkan dengan memperluas lahan pertanian palawija dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan daerah.

Sementara itu, Wakil Bupati Bengkulu Selatan Gusnan Mulyadi mengimbau agar setiap instansi pemerintahan selalu menyediakan pangan lokal dalam setiap agenda kegiatan.

"Sajian panganan alternatif perlu diutamakan dalam berbagai agenda kegiatan instansi, sehingga diharapkan dapat mengubah pola konsumsi masyarakat yang selama ini masih bergantung terhadap beras," kata Gusnan menambahkan.

Pewarta: Sugiharto P

Editor : Riski Maruto


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018