Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Anggota DPD RI Muhammad Saleh mengajak masyarakat tak ikut-ikutan berebut menukar rupiah mereka dengan dolar AS akibat depresiasi rupiah.

"Hanya karena rupiah melemah, kita jadi memilih menyimpan dolar AS, hal ini tentu akan menambah tekanan terhadap rupiah," kata dia saat melakukan kunjungan kerja di Bengkulu, Senin.

Di saat seperti ini tentunya rakyat diharapkan menunjukkan rasa nasionalisme dengan terlibat langsung dalam pemulihan nilai mata uang Indonesia, salah satunya dengan tidak membeli dolar AS ketika terjadi depresiasi sehingga waktu pemulihan kurs rupiah terhadap dolar AS menjadi semakin cepat.

Jika depresiasi ini berlama-lama, dikhawatirkan akan mengganggu perekonomian apalagi nilai rupiah merosot menjadi Rp14.000 lebih per dolar AS.

"Semakin lama tentu akan mendorong inflasi lebih ke tingkat lebih tinggi, apalagi sektor barang-barang impor. Tentu akhirnya mempengaruhi perekonomian Indonesia juga. Oleh sebab itu, mari kita tunjukkan kecintaan terhadap bangsa lewat cinta rupiah," ucapnya.

Sementara Bank Indonesia mengimbau agar tidak khawatir berlebihan karena rupiah terdepresiasi atau mengalami perlemahan hingga mendekati Rp14.000 per dolar AS.

"Ini bukan kondisi di mana seperti krisis moneter 1997 lalu, tetapi hanya reaksi sesaat akibat perubahan kebijakan suku bunga acuan yang ditetapkan oleh pemerintah Amerika Serikat," kata Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu Endang Kurnia Saputra.

Hal tersebut, katanya, merupakan dampak menguatnya dolar AS, tidak hanya pada rupiah saja, tetapi juga terhadap sejumlah mata uang negara berkembang lainnya.

Bank Indonesia pun, lanjut Endang juga sudah melakukan langkah antisipasi termasuk menambah suplai dolar AS di pasar Indonesia.

Pewarta: Boyke ledy watra

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018