Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Pemerintah Provinsi Bengkulu menargetkan kawasan wisata perairan laut dan keindahan alam Pulau Enggano, pulau terluar berjarak 106 mil laut dari Kota Bengkulu menjadi basis wisata bahari daerah itu.
"Potensi Pulau Enggano menjadi basis wisata bahari sangat tinggi, itu yang akan kita ekspos saat `Sail Enggano`,"kata Pelaksana Tugas Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah di Bengkulu.
Ia mengatakan potensi wisata Pulau Enggano akan diangkat dalam agenda "Sail Enggano" yang direncanakan digelar pada 2020 mendatang.
Agenda tersebut akan mendukung upaya pemerintah Provinsi Bengkulu untuk menggaet sebanyak mungkin wisatawan ke daerah ini dengan meluncurkan tahun kunjungan wisata Bengkulu pada 2020.
"Persiapan menuju tahun kunjungan wisata Bengkulu pada 2020 sudah dipersiapkan dari sekarang, termasuk merancang agenda Sail Enggano," ujarnya.
Ia mengatakan Sail Enggano diharapkan mendapat dukungan dari semua pihak, termasuk pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Pariwisata.
Pulau Enggano yang berada di tengah Samudera Hindia merupakan pulau terluar yang masuk dalam wilayah Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu.
Sebanyak 3.000 jiwa masyarakat bermukim di pulau itu dan tersebar di enam desa yakni Kahyapu, Malakoni, Kaana, Apoho, Meok dan Banjarsari.
Pulau Enggano didiami oleh masyarakat adat Enggano yang merupakan gabungan dari lima suku yakni Kaitora, Kauno, Kaharubi, Kaahua, dan Kaharuba serta satu suku tersendiri yang diberikan bagi pendatang yakni Kamay.
Berdasarkan data Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu-Lampung, ada beberapa kegiatan alam bebas yang dapat dinikmati di pulau itu antara lain pengamatan buaya endemik Pulau Enggano atau "Crocodile Watching". Selanjutnya pengamatan burung atau "Bird Watching" sebab ada banyak burung liar di Enggano. Dua spesies endemik yang telah terdeteksi yakni Celepuk Enggano (Otus enganensis) dan burung Kacamata (Zosterops salvadorii).
Keindahan pesisir dan bawah laut juga tidak kalah menarik antara lain di perairan Pulau Dua, Pulau Merbau, Kahyapu, Pantai Teluk Harapan, TelukLabuho, Teluk Berhawe, Tanjung Kioyo, Tanjung Koomang, dan pantai di Kaana.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018
"Potensi Pulau Enggano menjadi basis wisata bahari sangat tinggi, itu yang akan kita ekspos saat `Sail Enggano`,"kata Pelaksana Tugas Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah di Bengkulu.
Ia mengatakan potensi wisata Pulau Enggano akan diangkat dalam agenda "Sail Enggano" yang direncanakan digelar pada 2020 mendatang.
Agenda tersebut akan mendukung upaya pemerintah Provinsi Bengkulu untuk menggaet sebanyak mungkin wisatawan ke daerah ini dengan meluncurkan tahun kunjungan wisata Bengkulu pada 2020.
"Persiapan menuju tahun kunjungan wisata Bengkulu pada 2020 sudah dipersiapkan dari sekarang, termasuk merancang agenda Sail Enggano," ujarnya.
Ia mengatakan Sail Enggano diharapkan mendapat dukungan dari semua pihak, termasuk pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Pariwisata.
Pulau Enggano yang berada di tengah Samudera Hindia merupakan pulau terluar yang masuk dalam wilayah Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu.
Sebanyak 3.000 jiwa masyarakat bermukim di pulau itu dan tersebar di enam desa yakni Kahyapu, Malakoni, Kaana, Apoho, Meok dan Banjarsari.
Pulau Enggano didiami oleh masyarakat adat Enggano yang merupakan gabungan dari lima suku yakni Kaitora, Kauno, Kaharubi, Kaahua, dan Kaharuba serta satu suku tersendiri yang diberikan bagi pendatang yakni Kamay.
Berdasarkan data Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu-Lampung, ada beberapa kegiatan alam bebas yang dapat dinikmati di pulau itu antara lain pengamatan buaya endemik Pulau Enggano atau "Crocodile Watching". Selanjutnya pengamatan burung atau "Bird Watching" sebab ada banyak burung liar di Enggano. Dua spesies endemik yang telah terdeteksi yakni Celepuk Enggano (Otus enganensis) dan burung Kacamata (Zosterops salvadorii).
Keindahan pesisir dan bawah laut juga tidak kalah menarik antara lain di perairan Pulau Dua, Pulau Merbau, Kahyapu, Pantai Teluk Harapan, TelukLabuho, Teluk Berhawe, Tanjung Kioyo, Tanjung Koomang, dan pantai di Kaana.
Editor : Musriadi
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018